Kamis 14 Oct 2021 18:43 WIB

PPP Tertarik Bentuk Poros Ketiga dengan Nasdem dan PAN

Partai harus memenuhi ambang batas sebesar 20 persen untuk mencalonkan presiden.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi
Foto: Antara
Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi berpendapat, bakal ada tiga poros di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Partainya pun tertarik membentuk poros ketiga dengan Partai Nasdem dan Partai Amanat Nasional (PAN).

"PPP tertarik dengan poros ketiga, misalkan Nasdem, PAN, PPP itu sudah 21 persen, itu memang memungkinkan," ujar Baidowi di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (14/10).

Baca Juga

Untuk mencalonkan presiden di 2024, partai harus memenuhi ambang batas sebesar 20 persen. PPP memiliki 4,52 persen kursi di parlemen, sedangkan Partai Nasdem sebesar 9,05 persen dan PAN sebesar 6,84 persen.

"Tetapi kita tak membicarakan jauh ke sana. Sekarang terkait dengan manuver partai lainnya, itu sah-sah kalau mau bermanuver, karena partai politik memiliki strategi masing-masing termasuk dari PPP," ujar Baidowi.

PPP, kata Baidowi, merupakan partai religius yang membutuhkan peran partai nasionalis untuk saling menyempurnakan di Pemilu 2024. Untuk itu, partai berlambang Ka'bah itu terbuka dengan partai manapun untuk berkomunikasi, di samping kursi PPP di parlemen hanya 4,52 persen.

"Di samping syarat koalisinya kurang, tetapi membutuhan untuk melapisi dari sisi religiusnya. Bahkan kehadiran PPP sebagai salah satu partai, identitas yang berasas agama Islam bahkan dibutuhkan kehadirannya di situ," ujar Baidowi.

Selain itu, ia mengakui bahwa partainya hanya memiliki suara sebesar 4,52 persen di parlemen, sehingga tak bisa mencalonkan presiden. Karena itu, partai berlambang Ka'bah itu tak bisa membentuk poros untuk Pilpres 2024.

"Kalau partai kami, Ketua Umum PPP (Suharso Monoarfa) mendeklarasikan sebagai capres, kenapa tidak ngukur baju. Kalau kemudian Ketum PPP mendeklarasikan sebagai cawapres saya kira bajunya pas," ujar Baidowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement