Senin 18 Oct 2021 08:08 WIB

Duta Besar Prancis Meninggalkan Belarusia

Hubungan negara Uni Eropa dengan Belarusia memburuk sejak Lukashenko kembali terpilih

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Belarusia Alexander Lukashenko saat berbicara dalam konferensi pers tahunan di Minsk, Belarus, Senin, 9 Agustus 2021. Pemimpin otoriter Belarus pada hari Senin menuduh bahwa oposisi merencanakan kudeta menjelang pemilihan presiden tahun lalu yang memicu gelombang protes massa selama berbulan-bulan. Presiden Alexander Lukashenko mengadakan konferensi pers tahunannya pada hari Senin, peringatan satu tahun pemungutan suara yang memberinya masa jabatan keenam tetapi dikecam oleh oposisi dan Barat sebagai kecurangan.
Foto: AP/Andrei Stasevich/BelTA Pool
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko saat berbicara dalam konferensi pers tahunan di Minsk, Belarus, Senin, 9 Agustus 2021. Pemimpin otoriter Belarus pada hari Senin menuduh bahwa oposisi merencanakan kudeta menjelang pemilihan presiden tahun lalu yang memicu gelombang protes massa selama berbulan-bulan. Presiden Alexander Lukashenko mengadakan konferensi pers tahunannya pada hari Senin, peringatan satu tahun pemungutan suara yang memberinya masa jabatan keenam tetapi dikecam oleh oposisi dan Barat sebagai kecurangan.

REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Duta Besar Prancis diperintahkan untuk keluar dari Belarusia. Seperti dikutip dari Kedutaan Besar Prancis di Minsk, Duta Besar itu sudah tidak lagi berada di Belarusia.

Belum diketahui mengapa Duta Besar Nicolas de Bouillane de Lacoste diusir. Media Belarusia melaporkan Minsk telah menarik duta besarnya untuk Prancis, Igor Fesenko.

Baca Juga

Namun di situs kedutaan besar Prancis tertulis pada Rabu (13/10) lalu Lacoste menjamu perwakilan dari organisasi non-pemerintah yang baru-baru ini dilarang Govori Prvadu atau, termasuk salah satu pendirinya Andrey Dmitriev. Salah satu kandidat presiden tahun lalu.

Hingga Senin (18/10) Kementerian Luar Negeri Belarusia dan Prancis serta Kedutaan Besar Prancis belum dapat dimintai komentar.

Sejak tahun lalu hubungan antara negara-negara Uni Eropa dengan Belarusia semakin memburuk sejak Presiden Alexander Lukashenko memenangkan pemilihan untuk keenam kalinya. Oposisi mengatakan Lukashenko mencurangi hasil pemilu.

Tidak lama setelah pemilihan Lukashenko menindak keras lawan politiknya. Ia menahan tokoh-tokoh oposisi atau memaksa mereka melarikan diri ke pengasingan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement