Rabu 20 Oct 2021 06:16 WIB

PM Bangladesh Sesali Tanggungan Pengungsi Rohingya

Pengungsi Rohingya telah menjadi tanggungan besar bagi Bangladesh

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Pengungsi Rohingya menunggu untuk divaksinasi COVID-19 di Cox
Foto: AP/Syafiqur Rahman
Pengungsi Rohingya menunggu untuk divaksinasi COVID-19 di Cox

IHRAM.CO.ID, DHAKA – Perdana menteri Bangladesh, Sheikh Hasina pada Ahad (17/10) mernyesali tanggungan atas lebih dari satu juta pengungsi Rohignya yang melarikan diri dari Myanmar untuk tinggal di kamp di wilayah mereka. “Pengungsi Rohingya telah menjadi tanggungan besar bagi Bangladesh,” kata Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina saat bertemu Duta Besar Belanda Gerard van Leeuwen di Dhaka.

Dia menyatakan keprihatinan atas kehancuran ekologis di distrik pusat selatan negara itu, Cox\'s Bazar, tempat kamp-kamp pengungsi berada. Setelah masuknya Rohingya pada Agustus 2017, Bangladesh membuka perbatasannya untuk orang-orang yang dianiaya.

Hasina menyebut Bangladesh yang memiliki penduduk hampir 170 juta orang mampu menampung satu juta Rohingya. Hasina juga mengungkapkan rasa frustrasi atas tidak adanya kemajuan dalam memulangkan Muslim Rohingya ke Myanmar. Kondisi ini sudah berlangsung lebih dari empat tahun sejak eksodus dimulai.

Dilansir Anadolu Agency, Rabu (20/10), menurut Amnesty International, lebih dari 750 ribu pengungsi Rohingya yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak, melarikan diri dari Myanmar. Mereka menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas Muslim minoritas pada tahun 2017 yang mendorong jumlah orang di Bangladesh di atas 1,2 juta.

 

Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24 ribu Muslim Rohingya telah terbunuh. Sementara itu, lebih dari 34 ribu dilemparkan ke dalam api, lebih dari 114 ribu dipukuli, 18 ribu perempuan dan gadis Rohingya diperkosa, dan lebih dari 115 ribu rumah Rohingya dibakar. Menurut laporan oleh Badan Pembangunan Internasional Ontario, semua perlakuan keji itu dilakukan oleh pasukan negara Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement