Rabu 20 Oct 2021 12:49 WIB

Naiknya Imbal Hasil Obligasi AS Kurangi Daya Tarik Emas

Emas di pasar spot menyusut 0,1 persen, diperdagangkan di 1.767,71 dolar AS per ons.

Petugas menunjukkan emas Antam di Butik Emas Logam Mulia Antam Denpasar Bali, Kamis (9/9). Harga emas produksi Antam pada Rabu (20/10) mengalami kenaikan Rp 1.000 per gram menjadi Rp 916.000.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas menunjukkan emas Antam di Butik Emas Logam Mulia Antam Denpasar Bali, Kamis (9/9). Harga emas produksi Antam pada Rabu (20/10) mengalami kenaikan Rp 1.000 per gram menjadi Rp 916.000.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas turun tipis di perdagangan Asia pada Rabu (20/10) pagi, karena melonjaknya imbal hasil obligasi pemerintah AS. Ini mengurangi daya tarik logam mulia dan spekulasi untuk laporan laba kuartalan perusahaan yang optimis mengangkat sentimen risiko.

Emas di pasar spot menyusut 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.767,71 dolar AS per ons pada pukul 01.00 GMT. Logam ini naik sebanyak 1,2 persen pada Selasa (19/10) sebelum menyerahkan sebagian besar kenaikan tersebut karena imbal hasil obligasi menguat. Emas berjangka AS juga turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.768,40 dolar AS per ons.

Baca Juga

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan melonjak ke level tertinggi sejak 20 Mei, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Lebih lanjut, ini meredupkan daya tarik safe haven logam adalah ekspektasi untuk laporan laba kuartalan perusahaan-perusahaan yang kuat, yang memberikan dorongan pada ekuitas AS pada Selasa (19/10).

Federal Reserve akan menunggu hingga 2023 sebelum menaikkan suku bunga, menurut mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters, meskipun inflasi yang berkelanjutan kemungkinan akan menjadi risiko yang lebih besar bagi ekonomi AS selama tahun mendatang.

Sementara itu, ekspektasi pasar untuk suku bunga di waktu mendatang tidak sesuai dengan panduan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk tidak ada kenaikan sampai inflasi terlihat stabil di 2,0 persen, kata kepala ekonomnya. Jika inflasi terus meningkat pada kecepatan saat ini dalam beberapa bulan mendatang daripada mereda seperti yang diharapkan, pembuat kebijakan Fed mungkin perlu mengadopsi "respons kebijakan yang lebih agresif" tahun depan, Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan.

Gubernur Fed Michelle Bowman juga mengatakan inflasi mungkin bertahan lebih lama dari yang diperkirakan hanya beberapa bulan lalu.

Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik. Sementara itu, harga emas produksi Antam pada Rabu mengalami kenaikan Rp 1.000 per gram menjadi Rp 916.000. 

Logam mulia lainnya, di pasar spot perak turun 0,1 persen menjadi 23,62 dolar AS per ons. Sementara platinum turun 0,4 persen menjadi 1.035,96 dolar AS dan paladium turun 0,5 persen menjadi 2.087,90 dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement