Kamis 21 Oct 2021 08:45 WIB

FDA Setujui Campuran Booster Vaksin Covid-19

Sekitar 65 juta orang Amerika hingga saat ini belum divaksinasi.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) mengizinkan campuran dosis tambahan (booster) dari vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) digunakan. Dengan ketentuan tersebut, setiap orang dapat menggunakan booster vaksin Covid-19 dari merek yang berbeda.

FDA menyetujui produk Moderna sebagai dosis tambahan bagi mereka yang berusia lanjut (manula) sejak enam bulan lalu. Dalam sebuah pernyataan, Moderna mengatakan bahwa booster akan setara dengan setengah dari salah satu dosis awal yang cukup untuk meningkatkan kekebalan.

Baca Juga

Sementara, saat ini semua warga di Amerika Serikat (AS) yang menerima vaksin Covid-19 dosis tunggal dari Johnson & Johnson bisa mendapatkan suntikan kedua setidaknya dua bulan kemudian. 

Booster dari Pfizer juga disetujui pada bulan lalu untuk digunakan terhadap populasi Amerika yang rentan. Dengan ketentuan terbaru dari FDA, setiap orang dapat menggunakan dosis tambahan dari produk apapun yang telah diizinkan, terlepas dari vaksin produk apapun yang awalnya digunakan. 

Temuan awal dałam studi yang dilakukan FDA menunjukkan bahwa dosis tambahan dari produk vaksin apapun meningkatkan antibodi untuk melawan virus. Penerima dosis tunggal Johnson & Johnson juga menunjukkan respons yang lebih baik dari Moderna atau Pfizer. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) juga dijadwalkan untuk berkonsultasi dengan panel ahli pada Kamis (21/10), sebelum membuat rekomendasi resmi pencampuran booster. Sekitar 65 juta orang Amerika hingga saat ini belum divaksinasi.

Para pejabat mengatakan bahwa vaksinasi terhadap mereka tetap menjadi prioritas. Hal itu karena bahkan berdasarkan data yang tersedia menunjukkan berkurangnya kekebalan pada beberapa populasi yang divaksinasi penuh.

“Ketersediaan booster resmi ini penting untuk perlindungan berkelanjutan terhadap Covid-19,” ujar komisaris FDA Janet Woodcock, dilansir New York Post, Kamis (21/10).

Panduan itu muncul karena beberapa ahli memperingatkan bahwa pemerintah belum secara jelas mengartikulasikan efektivitas atau perlunya booster yang tersebar luas. CDC melaporkan bahwa sejauh ini ada 11 juta orang di AS telah mendapatkan dosis tambahan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement