Sabtu 23 Oct 2021 20:56 WIB

Erick Thohir: Data Jadi Tambang Baru di Era Digital

Erick ingin data-data nasional dan rakyat Indonesia tetap ada di Tanah Air.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Erick mengatakan, di era digital, data merupakan tambang baru.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Erick mengatakan, di era digital, data merupakan tambang baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan saat ini data merupakan sumber tambang baru pada era digitalisasi. Sehingga data-data nasional dan milik rakyat Indonesia harus tetap tinggal di Indonesia.

"Data adalah sumber tambang baru. Marena itu kita harus pastikan data kita tinggal di Indonesia," ujar Erick Thohir dalam orasi ilmiah virtual di Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatra Selatan, Sabtu (23/10), yang dipantau di Jakarta.

Baca Juga

Erick ingin data-data milik rakyat Indonesia tetap di Indonesia. Hal itu agar jangan sampai seperti pasar Indonesia yang dipakai negara lain.

Dalam kesempatan tersebut, Erick juga menyampaikan bahwa PT Telkom akan difokuskan kepada segmen business to business atau B2B. Dengan begitu, Telkom bisa menjalin kerja sama bisnis dengan pendidikan, rumah sakit melalui pembangunan berbagai macam infrastruktur digital seperti jaringan fiber optic, data center atau komputasi awan (cloud), dan termasuk menara komunikasinya.

"Telkomsel harus menyerahkan kembali semua tower ke Telkom, karena ini bagian dari strategi besar," kata Erick.

Sebelumnya, Erick mengungkapkan,  Kementerian BUMN mendorong dan memfasilitasi pengembangan industri digital di Indonesia secara komprehensif. Erick ingin Telkom membuka secara besar-besaran data center di Indonesia untuk mendukung aktivitas bisnis pengusaha lokal.

Ia juga terus mendorong generasi muda memiliki perusahaan-perusahaan besar untuk menjadi unicorn-unicorn baru. Menurut Erick, potensinya ada dan saat ini Indonesia memiliki lima unicorn dan mestinya bisa ada 25 unicorn untuk beberapa tahun mendatang.

Hal ini dalam rangka mendorong perusahaan-perusahaan menjadi besar, membuka lapangan kerja yang sangat masif, dan juga mendorong ekonomi Indonesia untuk memastikan Indonesia juga terproteksi dengan digitalisasi.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement