Senin 25 Oct 2021 05:03 WIB

Apa kabar Intelejen Indonesia?

Misteri dunia intelejen hingga skal itu radikalisme

23 Agustus 1956 [gambar] : Lubis kol. Zulkifli & Subroto, Kol. Gatot : upacara serah terima jabatan kepala staf angkatan darat dari kolonel Zulkifli Lubis kepada Gatot Subroto di Jakarta dengan inspektur upacara Ksad Mayjend. A.H. Nasution.
Foto: Perpusnas
23 Agustus 1956 [gambar] : Lubis kol. Zulkifli & Subroto, Kol. Gatot : upacara serah terima jabatan kepala staf angkatan darat dari kolonel Zulkifli Lubis kepada Gatot Subroto di Jakarta dengan inspektur upacara Ksad Mayjend. A.H. Nasution.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.

Salah satu intel legendaris Indonesia adalah Kolonel Zulkifli Lubis. Ia mengeyam pendidikan jaman  Jepang. Namanya dikaitkan dengan peristiwa 17 Oktober 1952 ketika Bung Karno ditekan agar bubarkan parlemen.

Kol Zulkifli juga terlihat berpotret dengan sejumlah perwira di Sungai Dareh, Sumatera Barat. Ini terjadi menjelang proklamasi PRRI Februari 1958.

Saya punya kesan Kol Zulkifli intelejen intelek. Ini terlihat ketika tahun 1957 ia memberi komentar tentang usul-usul fraksi Islam di Konstituante mengenai Islam sebagai dasar Negara. Terasa ia hormat pada pengusul, tapi pendiriannya tetap tegas Pancasila dasar Negara.

Di jaman Jend Yoga Sugama Ka Bakin, dan sebelumnya Jend Sutopo Yuwono, Bakin setiap bulan menyampaikan perkiraan keadaan Nasional depan sidang kabinet. Presiden Suharto mendengar dengan serius. 

Sejak peristiwa Talangsari beberapa puluh tahun lalu, yakni pada tahun 1989, informasi yang kita dengar hanya melulu soal Islam radikal-radikul. Harap di mengerti saja, kalau ucapan ini sudah jadi daging, ini akan mempengaruhi psikologi yang bersangkutan.

Misalnya, tidak ada komentar apa pun dari Indonesia ketika Siti Aisyah, warga Indonesia, bersana Doan Thi Huong, wanita Vietnam, berdua  di siang bolong berada di tengah kerumunan ramai di Airport Kuala Lumpur. Aisyah ini kemudian menyerang seorang  pria yang kemudian diketahui bernama Kim Jong Nam. Jong Nam bersaudara dengan Jong Un Presiden Korea Utara . 

Kemudian tersiar berita Jong Nam bekerja untuk Korsel, dan ada yang spekulasi Jong Nam CIA. 

Jong Nam diberitakan mati setelah satu jam serangan. Rupanya kedua cewek intel ini lumuri wajah Jong Nam dengan cairan yang tak diumumkan. Siti Aisyah kemudian dikabarkan dibebaskan. Nasib Thi Huong tak diketahui. 

Dari drama Airport Kuala Lumpur, pembebasan Siti Aisyah menjadi pertanyaan yang menggoda.

Benarkah seperti itu latar belakang kisah pembunuhan Jong Nam? Dia bekerja untuk CIA dan Korsel, atau untuk Korut dan China? 

Ketika peristiwa terjadi, media di Indonesia sepi komentar sampai gini hari. Padahal seandainya Aisyah dituduh terkait ISIS USUS ISO, pendeknya bila sampai tujuh kali 'Rejeb Hijri' ulasan dan komentar kasus dia tak akan ada berhentinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement