Senin 25 Oct 2021 13:22 WIB

Menyulut Kebangkitan UMKM Setelah Diterpa Pandemi

Ekosistem Gojek mampu memperluas daya jangkau para pelaku bisnis UMKM kuliner.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Ekosistem Gojek mampu memperluas daya jangkau para pelaku bisnis UMKM kuliner.
Foto: Reiny Dwinanda/Republika
Ekosistem Gojek mampu memperluas daya jangkau para pelaku bisnis UMKM kuliner.

REPUBLIKA.CO.ID, OLEH RAHAYU SUBEKTI

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang terimbas karena kondisi pandemi Covid-19. Kondisi pandemi yang sudah berlansung setahun lebih Indonesia pada akhirnya harus disikapi dengan sejumlah adaptasi demi bertahan menghadapi ujiannya.

UMKM mau tidak mau harus menghadapi perubahan yang terjadi karena adanya pembatasan saat pandemi Covid-19. Pembatasan aktivitas hingga perubahan prioritas kebutuhan masyarakat saat pandemi ternyata menghantam UMKM, bahkan bisnis kuliner sekalipun.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, sebanyak 87,5 persen UMKM di Indonesia terdampak akibat pandemi Covid-19. Lalu hanya 12,5 persennya saja UMKM yang bisa merasakan dampak yang cukup kecil.

Meskipun terdampak, seharusnya pandemi Covid-19 juga bisa menguatkan UMKM untuk bangkit dan kembali menuai untung. Salah satu sumber penyulutnya yaitu digitalisasi.

Dengan berbagai perubahan dan kenormalan baru saat pandemi berlangsung, digitalisasi menjadi salah satu solusi untuk bertahan. Erick pun menuturkan, sebagian UMKM yang mampu bertahan karena sudah berhasil memanfaatkan digitalisasi.

"Mereka yang bertahan dari pandemi Covid-19 adalah UMKM yang didukung oleh transformasi digital," kata Erick dalam Talkshow Bangkit Bareng beberapa waktu lalu.

Gojek menjadi salah satu ekosistem yang menyediakan solusi kebangkitan UMKM setelah diterpa pandemi. Di tengah keterbatasan yang ada, ekosistem Gojek mampu memperluas daya jangkau para pelaku bisnis UMKM kuliner. Disaat semua membatasi aktivitas dengan menjaga jarak fisik, fitur dan layanan di dalam ekosistem Gojek seperti GoFood dan GoSend menjadi salah satu andalan demi mendongkrak bisnis UMKM.

photo
Disaat semua membatasi aktivitas dengan menjaga jarak fisik, fitur dan layanan di dalam ekosistem Gojek seperti GoFood dan GoSend menjadi salah satu andalan demi mendongkrak bisnis UMKM. - (Prayogi/Republika.)

Digitalisasi Gojek Mendongkrak Penjualan UMKM

Rita Siti Nurzannah (48 tahun) menjadi salah satu pelaku UMKM yang mencoba bangkit dari terpaan pandemi dengan memanfaatkan ekosistem Gojek. Bisnis UMKM nya, Pizza Vetran yang berada di kawasan Depok menjadi salah satu yang terdampak karena pandemi.

Baca juga : Jumlah UMKM Diklaim Lebihi Target, Anies: Janji Tertunaikan

Rita menuturkan saat awal pandemi berlangsung, penjualannya tergerus hingga 50 persen. Rita menilai, penurunan penjualan dikarenakan adanya pembatasan aktivitas di luar rumah dan membuat masyarakat lebih memilih untuk membeli stok makanan ketimbang makanan siap santap.

Setelah terimbas, Rita yang saat ini mengelola bisnis sendiri tanpa didampingi suami mencoba untuk mencari inovasi agar usahanya tidak berhenti hanya karena pandemi. Rita akhirnya memilih untuk memaksimalkan penjualan melalui digitalisasi, salah satunya GoFood.

Hal tersebut berbuah manis, Rita perlahan mulai menemukan semangat baru dalam menjalani bisnisnya. "Setelah Hari Raya Idul Fitri 2021, penjualan online kami meningkat kurang lebih sampai 80 persen melalui GoFood," kata Rita kepada Republika.co.id, Senin (25/10).

Tak hanya memanfaatkan ekosistem Gojek, Rita pun harus memutar otaknya agar penjualan online tetap maksimal. Rita akhirnya berusaha meningkatkan penjualan online nya dengan berbagai promo yang ia buat. 

Cara itu pada akhirnya juga membuat Rita juga mendapatkan apresiasi dari Gojek. "Kami mendapatkan penghargaan dari GoFood saat pandemi tahun pertama. Kami lakukan ini dengan cara mengadakan promo diskon ternyata menjadi daya tarik costumer untuk membeli produk kami," ungkap Rita.

Rita menuturkan langkah untuk bangkit mau tidak mau harus dilakukan demi tuntutan kebutuhan sehari-hari tetap berjalan. Akhirnya, Rita pun mencoba untuk menciptakan produk yang tidak hanya siap makan saja namun pelan-pelan merambah frozen food.

"Kami namakan produk makanan setengah matang ini Pizza Salato. Sampai sekarang justru produk ini yang laris di pasaran," ujar Rita.

photo
Pedagang menjajakan makanannya di pinggir jalan (ilustrasi). Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Kolaborasi, inovasi, dan pemanfaatan digitalisasi menjadi kunci bagi Rita untuk bangkit di tengah terpaan pandemi. Ditambah menurutnya, menggunakan GoFood menjadi sangat terbantu untuk memudahkan pembeli tanpa harus ke luar rumah.

Setelah merasakan dampak positif dari digitaliasi, Rita mengharapkan pendampingan hingga pelatihan agar melek teknologi semakin maksimal. "Karena digitalisasi ini pastinya akan berkembang setiap saatnya, tentu perlu pendampingan lain yang bisa menunjang peningkatan penjualan seperti memikat reseller, packaging agar menarik, pengiklanan, dan lainnya," ungkap Rita.

Baca juga : Sidang Kasus Berdarah Km 50, Tragedi atau Dagelan?

Mitra Usaha Kuliner Gojek Tumbuh 33 Persen

VP Corporate Affairs Food and Groceries Gojek Rosel Lavina menuturkan kondisi pandemi Covid-19 terus memperkuat konsistensi Gojek untuk mengajak para UMKM kuliner go digital. Dengan memanfaatkan digitalisasi, Rosel yakin UMKM dapat lebih banyak merambah konsumen lebih luas lagi khususnya saat masa pandemi.

"Sekarang mitra usaha kami di bidang usaha kuliner sudah tumbuh sekitar satu juta mitra usaha. Pada 2020, ada 750 mitra usaha GoFood. Jadi kalau dalam persentase sekitar 33 persen dari tahun lalu," kata Rosel dalam webinar Gojek dan AMSI bertajuk Layanan Platform Digital Andalan untuk Bangkit Bersama Hadapi Pandemi, Selasa (12/10).

Rosel menuturkan, saat ini GoFood sudah memiliki 34 juta menu makanan dan minuman di aplikasi. Sementara pada 2020 baru menyentuh sekitar 20 juta menu makanan dan minuman.

Selama pandemi, tak dipungkiri UMKM kuliner menjadi salah satu sektor yang terdampak. Bahkan hingga 1.300 toko ritel ditutup. Rosel memastikan, Gojek ingin mencari cara untuk terus melayani masyarakat dan membantu UMKM untuk kembali bangkit.

Dengan pertumbuhan yang dicapai GoFood, Rosel mengatakan Gojek juga ingin memastikan pengalaman kuliner terbaik dapat dirasakan para pelanggan. "Mulai dari membuka aplikasi Gojek, klik layanan GoFood dan di situlah serunya menjelajahi kuliner," ungkap Rosel.

Untuk itu, Rosel menegaskan Gojek akan terus meningkatkan inovasi. Dengan begitu, Rosel mengharapkan pengguna Gojek dan pelanggan GoFood dapat lebih nyaman dalam menjelajah makanan melalui aplikasi.

Sejumlah fitur yang saat ini disediakan di dalam layanan GoFood yakni GoFood pick up, ganti lokasi, dapur bersama, dan Super Partner. Begitu juga dengan layanan order sekaligus hingga kategori siap masakan juga disediakan untuk memudahkan konsumen dan memaksimalkan bisnis pada pelaku UMKM kuliner.

Peningkatan Pendapatan Mitra Gojek Pulihkan Ekonomi

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) melakukan riset dengan judul Dampak Ekosistem Gojek Terhadap Perekonomian Indonesia 2021: Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional. Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K Walandouw mengatakan kecepatan pemulihan melalui peningkatan pendapatan mitra pengemudi dan UMKM yang berada di ekosistem Gojek serta loyalitas konsumen berdampak positif pada pemulihan ekonomi Indonesia pada masa pandemi.

"Ini ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan para mitra driver dan UMKM pada 2021 yang diperkirakan akan mencapai Rp 66 triliun dari 2020 ke 2021," kata Paksi dalam konferensi video, Kamis (21/10).

photo
Mitra layanan ojek daring Gojek menunggu penumpang di di penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat (28/5/2021). - (Antara/Aditya Pradana Putra)

Dia menjelaskan, peningkatan tersebut membuat kontribusi ekosistem Gojek dan GoTo Financial pada perekonomian nasional diperkirakan naik 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 249 triliun. Angka tersebut merupakan 1,6 persen dari PDB Indonesia pada 2021.

Peneliti LD FEB UI Alfindra Primaldhi mengungkapkan, pendapatan mitra UMKM GoFood rata-rata naik 66 persen pada 2021 dibandingkan 2020. Selain itu pengemudi GoCar dan GoRide juga turut mengalami peningkatan pendapatan pada 2021 sebesar 24 persen dan 18 persen dibandingkan 2020.

Baca juga : Propam Presisi Permudah Adukan Pelanggaran Oknum Polisi

"Kemampuan ekosistem Gojek membantu mitra-mitranya tetap tumbuh sehingga mereka optimis terhadap pemanfaatan platform online sebagai tempat mencari nafkah," ungkap Alfindra.

Alfindra menambahkan, mayoritas atau lebih dari 80 persen mitra UMKM dan pengemudi di ekosistem Gojek semakin optimistis terhadap tren pertumbuhan layanan online setelah pandemi. Selain itu juga memiliki keinginan untuk terus bermitra dengan Gojek untuk ke depannya.

Tak hanya itu, keandalan ekosistem dan solusi Gojek membantu UMKM dan pengusaha pemula juga terus tumbuh di tengah pandemi. "Jumlah pengusahan pemula yang memanfaatkan GoFood meningkat selama masa pandemi hingga 47 persen dibanding sebelumnya 31 persen," tutur Alfindra.

Dalam riset tersebut juga mejelaskan, empat dari lima UMKM percaya GoFood dapat mendorong pertumbuhan usaha. Alfindra mengatakan manfaat utama yang dirasakan UMKM dari kemitraan GoFood yaitu kesempatan promosi, perluasan akses pasar, kemudahan pengelolaan operasional, dan pelatihan kewirausahaan.

Mendorong Peningkatan UMKM Masuk ke pasar Digital

Digitalisasi menjadi salah satu kunci adaptasi yang perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan pandemi. Termasuk juga yang harus dilakukan para UMKM untuk tetap bisa bersaing dan bertahan.

Upaya untuk mendorong peningkatan UMKM masuk ke pasar digital terus digaungkan. VP Corporate Affairs Food and Groceries Gojek Rosel Lavina memastikan akan terus mengajak UMKM kuliner dan restauran agar bergabung ke dalam ekosistem Gojek.

"Ini menjadi salah satu cara untuk mendukung agenda pemerintah karena sampai saat ini dari 65 juta UMKM di Indonesia baru 22 persennya menangkap kesempatan di platform digital," kata Rosel.

Rosel mengatakan, fokus Gojek selanjutnya yakni memastikan GoFood memiliki layanan sepadan dengan harga yang dikeluarkan pelanggan. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan promo dengan value lainnya.

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengakui berkurangnya aktivitas masyarakat menyebabkan turunnya daya beli.  Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro Kemenkop UKM Sutarmo mengatakan hal tersebut menyebabkan omset pelaku UMKM turun drastis.

Meskipun begitu, Sutarmo menegaskan pengembangan usaha mikro melalui digitaliasi usaha dapat menjadi salah satu solusi. Khususnya untuk meningkatkan penjualan produk di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga : Ridwan Kamil: Jabar Terus Berkomitmen Majukan Pesantren

Untuk membantu para pelaku UMKM, Sutarmo memastikan kerja sama dengan berbagai marketplace untuk menjaga kelangsungan usaha terus dilakukan. "Pembatasan sosial masyarakat selama pandemi covid-19 meningkatkan masuknya pelaku usaha mikro ke pasar e-commerce, terutama pada sektor ritel dan grosir," jelas Sutarmo.

Tercatat pada 2020 penjualan e-commerce meningkat 26 persen atau sebesar 36 triliun dibandingkan 2019. Selain itu, terdapat 51 persen konsumen baru yang pertama kali melakukan belanja secara daring saat diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Untuk itu, Sutarmo memastikan Kemenkop UKM akan terus memaksimalkan pemberian literasi digital. Selain itu juga untuk mendorong dan membantu solusi untuk menyiapkan kapasitas produksi, peningkatan mutu dan kualitas produk, serta membuka akses pasar bagi para pelaku UMKM. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement