Kamis 28 Oct 2021 13:30 WIB

Tafsir Allah tidak Bisa Dijangkau Indra Manusia

Allah SWT menegaskan Dia di atas segala-galanya.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Tafsir Allah tidak Bisa Dijangkau Indra Manusia. Foto: Allah SWT (ilustrasi)
Foto: republika
Tafsir Allah tidak Bisa Dijangkau Indra Manusia. Foto: Allah SWT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Allah SWT menegaskan Dia di atas segala-galanya sehingga indra manusia tidak dapat menjangkau-Nya. Namun, orang-orang beriman di hari kiamat akan dapat melihat Allah SWT sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-An'am Ayat 103 dan tafsirnya.

لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ

Baca Juga

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Maha Halus, Maha Teliti. (QS Al-An'am: 103).

Menurut penjelasan Tafsir Kementerian Agama, dalam ayat ini, Allah menjelaskan hakikat dan keagungan diri-Nya sebagai penegasan dari sifat-sifat-Nya yang telah dijelaskan pada ayat sebelumnya, yaitu Allah di atas segala-galanya. Zat-Nya Yang Agung itu tidak dapat dijangkau oleh indra manusia, karena indra manusia diciptakan dalam susunan yang tidak siap untuk melihat zat-Nya.

Indra manusia tidak dapat melihat Allah karena manusia diciptakan dari materi, dan indranya hanya menangkap materi-materi belaka dengan perantaraan materi pula, sedangkan Allah bukanlah materi. Maka wajarlah apabila Dia tidak dapat dijangkau oleh indra manusia. Yang dimaksud dengan Allah tidak dapat dijangkau dengan indra manusia adalah selama manusia masih hidup di dunia.

Sedangkan pada hari kiamat, orang-orang beriman akan dapat melihat Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhanmu di hari kiamat seperti kamu melihat bulan di malam bulan purnama, dan seperti kamu melihat matahari di kala langit tidak berawan." (HR Al-Bukhari dan Jarir, Shahih al-Bukhari IV: 283).

Allah berfirman, "Wajah-wajah (orang Mukmin) pada hari itu berseri-seri. Memandang Tuhannya." (QS Al-Qiyamah: 22-23)

Kemungkinan melihat Tuhan di hari kiamat, khusus bagi orang-orang Mukmin. Sedangkan orang-orang kafir kemungkinan tidak bisa melihat Allah. Allah berfirman, "Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhannya." (QS Al-Muthaffifin: 15)

Allah menegaskan bahwa Dia dapat melihat segala sesuatu yang dapat dilihat, dan basirah (penglihatan)-Nya dapat menembus seluruh yang ada, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya, baik bentuk maupun hakikat-Nya. Di akhir ayat ini Allah menegaskan lagi bahwa zat-Nya Maha Halus, tidak mungkin dijangkau oleh indra manusia apalagi hakikat-Nya dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu betapa pun halusnya, tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya.

Allah menjelaskan kepada kaum Muslimin bahwasanya tanda-tanda bukti kebenaran dan dalil-dalil yang kuat telah datang kepada mereka dari-Nya. Tanda-tanda bukti kebenaran dan dalil-dalil yang kuat itu dapat diketahui oleh mereka baik berupa tanda-tanda kekuasaan Allah di jagat raya maupun petunjuk Allah yang diberikan kepada mereka dengan perantaraan Nabi Muhammad berupa wahyu. Kedua bukti itu dapat memperkuat keyakinan mereka tentang adanya Allah.

Sesudah itu Allah mengatakan bahwa barang siapa yang dapat melihat kebenaran dengan jalan memperhatikan kedua bukti itu, dan meyakini adanya Allah serta melakukan amal yang baik, maka manfaat dari semuanya itu adalah untuk dirinya sendiri. Akan tetapi sebaliknya barang siapa yang tidak mau melihat kebenaran atau berpura-pura tidak mengerti, maka akibat buruk dari sikapnya itu akan menimpa dirinya sendiri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement