Kamis 28 Oct 2021 16:05 WIB

Warga Pekalongan Dukung Pesisir Jadi Konservasi Mangrove

Kelurahan di pesisir Pekalongan alami penurunan tanah sehingga mudah terjadi banjir

Sejumlah anggota TNI, Polri dan masyarakat, menanam tanaman bakau di lokasi mangrove Tratebang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah anggota TNI, Polri dan masyarakat, menanam tanaman bakau di lokasi mangrove Tratebang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Warga Kelurahan Kandang Panjang, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja sama dengan Australian accredited non-government organisations (NGOs Australia) yang menunjuk wilayah pesisir utara sebagai lokasi konservasi mangrove.

Lurah Kandang Panjang Amat Fauzan mengatakan bahwa penunjukan pesisir utara sebagai lokasi konservasi mangrove sejalan dengan rencana pemerintah daerah yang saat ini sedang menggarap Taman Wisata Air Pekalongan.

Baca Juga

"Kami memiliki kelompok informasi masyarakat peduli terhadap lingkungan terutama konservasi hutan mangrove. Oleh karena itu, penunjukan pesisir utara sebagai lokasi konservasi mangrove bisa membantu persoalan yang dihadapi warga pesisir," katanya.

Menurut Fauzan, saat ini Kelurahan Kandang Panjang termasuk wilayah yang mengalami penurunan tanah sehingga mudah terjadi banjir. "Oleh karena itu, kami ingin membantu program pemerintah dalam mengantisipasi hal tersebut dengan melibatkan pemberdayaan masyarakat untuk ikut menyelamatkan wilayah pesisir pantai," katanya.

Ia mengatakan abrasi yang terjadi di pesisir utara sudah cukup luar biasa sehingga menyebabkan "geotube" yang dibangun untuk melindungi kondisi pantai banyak yang sudah jebol (rusak) karena hantaman ombak yang cukup kuat dan rob.

"Oleh karena itu, dengan menanam mangrove merupakan bagian dari penanganan masalah yang dihadapi warga pesisir. Adapun luas kawasan konservasi mangrove mencapai sekitar 50 hektare," katanya.

Ketua Penataan Lingkungan Kandang Panjang Asri Suwitno mengatakan salah satu kegiatan kelompok informasi masyarakat saat ini fokus penataan lingkungan, terutama penanaman dan pemeliharaan hutan mangrove yang akan dibantu oleh mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang.

Penggalakan program penataan lingkungan dengan menanam mangrove, kata dia, sudah berdampak positif terhadap kondisi lingkungan di pesisir utara. "Program penanaman 1.000 mangrove sudah kami lakukan sekitar empat tahun lalu tetapi kini ada beberapa pohon yang mati sehingga perlu dilakukan penanaman mangrove lagi," kata Suwitno.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement