REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un baru-baru ini kehilangan sekitar 20 kilogram. Meski begitu, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) melaporkan, dia dikabarkan tetap sehat dan berusaha untuk meningkatkan loyalitas publik kepadanya dalam menghadapi masalah ekonomi yang memburuk.
NIS memberikan penilaian selama pertemuan tertutup dengan parlemen pada Kamis (28/20). Laporan tersebut, menurut dua anggota parlemen yang menghadiri sesi tersebut, menyatakan hasil analisi tentang Kim menggunakan teknik kecerdasan buatan, analisis video super-resolusi dan metode lain untuk menyelidiki kondisi pemimpin Korea Utara.
Kesehatan Kim Jong-un telah menjadi fokus perhatian dalam beberapa bulan terakhir karena dia tampak lebih kurus di foto dan video media pemerintah. Pria berusia 37 tahun ini belum secara terbuka menunjuk seorang pengganti dan beberapa ahli mengatakan ketidakmampuan mendadak dapat memicu kekacauan di negara miskin bersenjata nuklir itu.
Terlepas dari penampilan Kim yang lebih kurus, pengamat lama Korea Utara mengatakan Kim tidak memiliki masalah kesehatan yang jelas. Sedangkan penurunan berat badannya kemungkinan merupakan hasil dari upayanya untuk memperbaiki fisiknya. Mereka mencatat bahwa dia telah melanjutkan kegiatan publiknya yang biasa dan tidak ada perkembangan yang aneh.
Tapi rumor yang belum dikonfirmasi tentang Kim terus muncul. Salah satu tabloid mengklaim bahwa penampilan publik Kim baru-baru ini menggunakan orang lain yang mirip dan NIS menolak laporan itu sebagai tidak berdasar.
Anggota parlemen Korea Utara Kim Byung-kee mengatakan NIS melaporkan kepada sesi parlemen bahwa berat badan Kim telah turun dari sekitar 140 kilogram menjadi 120 kilogram. NIS sebelumnya mengatakan Kim memiliki tinggi sekitar 170 sentimeter. Kim pun telah terlibat dalam kegiatan publik selama 70 hari sepanjang tahun ini, meningkat 45 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
