Jumat 29 Oct 2021 22:03 WIB

Dinkes Gresik Mulai Buka Layanan Imunisasi Vaksin PCV

Pola prioritas dalam penanganan pemerintah saat ini adalah pneumonia.

Dinkes Gresik Mulai Buka Layanan Imunisasi Vaksin PCV (ilustrasi).
Foto: Istimewa
Dinkes Gresik Mulai Buka Layanan Imunisasi Vaksin PCV (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,GRESIK -- Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Jawa Timur mulai membuka layanan imunisasi khusus Pneumokokus Konyugasi Vaksin (PCV) bagi bayi usia 2, 3 dan 12 bulan mulai November 2021 bertujuan mencegah penyakit pneumonia.

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Nur Farida SKM, MM, mengatakan layanan imunisasi ini merupakan upaya jemput bola untuk PCV, dan petugas nantinya akan mendatangi para ibu yang punya bayi di bawah 1 tahun.

"Sebelumnya, mungkin karena kondisi pandemi, masyarakat takut. Sehingga banyak jadwal imuniasi rutin dan PCV ini delay (tertunda). Nah, untuk mengejar ketertinggalan maka kami mengupayakan layanan imunisasi mobile atau jemput bola," katanya, Jumat (29/10).

Imunisasi PCV dalam skema pemerintah ini masih baru dirilis Juni 2021. Imunisasi PCV diberikan kepada bayi untuk mencegah balita terserang penyakit pneumonia atau radang paru-paru akibat bakteri Pneumonokokus. Farida menjelaskan, imunisasi PCV dilakukan 3 tahap, yaitu tahap 1 usia bayi dua bulan, tahap 2 usia tiga bulan dan tahap 3 usia 12 bulan.

"Kami meminta para ibu yang bayinya belum diimunisasi PCV, mendaftar ke posyandu terdekat. Petugas posyandu nanti menjadwalkan, lalu memberitahukan waktu imunisasi PCV yang bisa diikuti di puskemas, puskesdes atau posyandu wilayah tersebut," katanya.

Selain itu, ibu-ibu warga Gresik juga bisa membuat janji dengan petugas imuniasi PCV melalui posyandu. "Lokasi imunisasi tidak harus di fasilitas kesehatan (puskesmas, posyandu, puskesdes). Bisa di rumah warga, rumah Pak RT, Pak RW atau balai desa," kata Farida yang alumnus Undip ini.

Ia menjelaskan, upaya ini untuk mengejar capaian imunisasi PCV secara kumulatif di Kabupaten Gresik yang masih rendah. Baik untuk PCV tahap 1, tahap 2 maupun tahap 3.Sementara itu, laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan Provinsi Jatim menunjukkan, di Kabupaten Gresik jumlah kumulatif bayi penerima vaksin PCV tahap 1, PCV 1 sejumlah 15,06 persen atau 2.990 bayi dari bayi lahir hidup sebanyak 19.859 bayi.

Lalu, jumlah kumulatif bayi penerima PCV 2 sejumlah 8,60 persen atau 1.707 bayi dari bayi lahir hidup sebanyak 19.859 bayi. Penyebab rendahnya capaian imunisasi PCV karena kendala petugas pelayan kesehatan yang sebelumnya difokuskan untuk penanganan pandemi COVID-19."Imunisasi PCV di Gresik ini gratis.

Di Jatim ada 8 kab/kota yang gratis. Ini menjadi kesempatan bagi ibu yang punya bayi untuk memanfaatkannya. Kalau PCV yang mandiri di rumah sakit, mahal, sekitar 1 jutaan," kata Farida.

Sementara itu, Pakar Kesehatan, Dr dr Dominikus Husada DTM&H, MCTM(TP) Sp.A(K) menjelaskan pneumonia adalah radang paru-paru yang bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, virus atau bahan kimia.

Pola prioritas dalam penanganan pemerintah saat ini adalah pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus. Ciri yang paling mudah dikenali oleh ibu tentang serangan pneumonia karena bakteri adalah, bayi mengalami batuk dan pilek, badan panas -karena infeksi- yang berakhir dengan sesak nafas. "Hampir seluruhnya, start dari batuk lalu sesak nafas," ungkap dr Domi, sapaan akrabnya.

Menurut pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim ini, pneumonia ini paling rawan di usia bayi atau usia muda. Makin muda usia makin berbahaya. "Ini kebalikan dari COVID, dimana makin tua makin bahaya," terang dr Domi.

Apa beda batuk pneumonia dengan batuk yang lain? Menurut dr Domi, semua batuk bisa berujung pada pneumonia. Apalagi disertai panas tinggi dan berakhir dengan sesak nafas. "Jadi bukan sesak berlendir, tapi cirinya kesulitan bernafas, hidung bayi sampai kembang kempis, nafas lebih cepat, anak merintih," terang dr Domi.

Bayi yang rentan biasanya bayi dengan berat badan kurang atau bayi prematur. Sebab bayi dengan berat badan kurang disinyalir punya pertahanan tubuh lebih lemah. "Jagalah kesehatan ibu hamil lebih baik, agar anak bisa lahir normal dan sehat," kata dr Domi.

Untuk pencegahan pertama dengan meningkatkan daya tahan bayi lewat ASI (air susu ibu). Sebab ASI lebih baik dibanding formula dalam meningkatkan daya tahan bayi sebelum 6 bulan. Bentuk pencegahan lainnya adalah dengan vaksin. Walau pun tidak semua pneumonia bisa dicegah dengan vaksin.

Misalnya pneumonia karena bahan kimia atau penyakit lain. Yang paling penting untuk pencegahan adalah mengatur lingkungan adik bayi. Usahakan bayi jangan dicium di wajah. Sebab penularan pneumonia paling besar dari saluran nafas.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement