Senin 01 Nov 2021 11:25 WIB

Muslim India Diserang, Partai Islam Bangladesh Ambil Sikap

Partai Islam Bangladesh prihatin atas serangan Muslim India.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Seorang prajurit paramiliter berpatroli melewati sebuah toko yang terbakar di desa Rowa, sekitar 220 kilometer dari Agartala, di negara bagian Tripura, India, Rabu, 27 Oktober 2021. Ketegangan tinggi di beberapa bagian negara bagian Tripura pada Jumat setelah serangkaian serangan terhadap minoritas Muslim. Serangan itu sebagai pembalasan atas kekerasan terhadap umat Hindu di perbatasan Bangladesh awal bulan ini. Polisi mengatakan setidaknya satu masjid, beberapa toko dan rumah milik Muslim dirusak sejak Selasa. 
Foto: AP/Panna Ghosh
Seorang prajurit paramiliter berpatroli melewati sebuah toko yang terbakar di desa Rowa, sekitar 220 kilometer dari Agartala, di negara bagian Tripura, India, Rabu, 27 Oktober 2021. Ketegangan tinggi di beberapa bagian negara bagian Tripura pada Jumat setelah serangkaian serangan terhadap minoritas Muslim. Serangan itu sebagai pembalasan atas kekerasan terhadap umat Hindu di perbatasan Bangladesh awal bulan ini. Polisi mengatakan setidaknya satu masjid, beberapa toko dan rumah milik Muslim dirusak sejak Selasa. 

REPUBLIKA.CO.ID,DHAKA -- Seorang pemimpin partai politik Islam papan atas di Bangladesh menyatakan keprihatinannya atas serangan yang terjadi pada Muslim India. Ia juga mengatakan ingin hidup berdampingan secara damai dengan tetangganya di India.

“Muslim di berbagai negara bagian di India sekarang takut dan tidak berdaya. Dalam keadaan ini, pemerintah India harus menangkap teroris Hindu ekstrim yang menyerang umat Islam dan membawa para penjahat ke pengadilan,” kata kepala Islami Andolan Bangladesh, Mufti Syed Rezaul Karim, dikutip di Anadolu Agency, Senin (1/11).

Baca Juga

Mengutip laporan media, ia menyebut para ekstremis melancarkan setidaknya 27 serangan terhadap 16 masjid. Anggota Vishwa Hindu Parishad (VHP) atau Dewan Hindu Dunia, sebuah organisasi ekstremis Hindu yang terkenal, telah membakar tiga masjid dan memasang bendera organisasi tersebut di atas beberapa masjid, setelah melakukan serangan.

Pemerintah India disbeut gagal mengambil inisiatif setelah merusak rumah, toko dan masjid Muslim di negara bagian Tripura dan Assam. Di sisi lain, ekstremis Hindu di India mengancam akan menduduki Bangladesh setelah terjadi serangan terhadap beberapa kuil Hindu.

Dia juga mendesak pihak berwenang India segera meningkatkan kewaspadaan guna melindungi properti milik Muslim, termasuk masjid, untuk memastikan perdamaian dan ketenangan. Jika hal ini tidak dilakukan, kejadian serangan serupa dapat memicu protes di seluruh dunia.

Tak hanya itu, Karim juga mendesak media internasional memainkan peran dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia Muslim atau komunitas mana pun di India.

Ia menilai wartawan sangat aktif mengabarkan selama kekerasan sektarian baru-baru ini di Bangladesh, menyusul unggahan di media sosial yang merendahkan Alquran di sebuah kuil Hindu di distrik timur-tengah Comilla pada 13 Oktober lalu.

Sementara itu, warga dari dua negara bagian tetangga, mengatakan umat Hindu dan Muslim, serta orang-orang dari komunitas lain di wilayah tersebut, telah hidup damai selama berabad-abad.

“Terkadang kami menghadapi beberapa insiden kekerasan komunal yang tidak terduga di India dan Bangladesh, yang membuat kami terkejut. Tetapi kebanyakan dari kita percaya pada perdamaian dan cinta dan selalu ingin hidup bersama untuk keyakinan dan agama satu sama lain,” kata Arman Mahin, seorang siswa sekolah menengah di distrik Barguna, Bangladesh selatan.

Waliur Rahman, seorang penduduk di ibu kota daerah Paltan, Dhaka, menambahkan setelah kekerasan komunal yang terjadi di Bangladesh, pemerintah dan individu bergerak maju untuk membantu umat Hindu. Mereka membangun rumah-rumah yang rusak dan kuil-kuil para korban, memberikan ganti rugi yang besar dan menangkap ratusan tersangka yang melakukan pelanggaran.

“Kami berharap jika terjadi serangan terhadap Muslim di India, tanggapan dari pemerintah dan masyarakat terkait akan sama dan kami melihat koeksistensi yang tenang dan damai,” ucap Rahman.

Asisten profesor di departemen agama dan budaya dunia di Universitas Dhaka, Md Abdullah Al Mahmud,mengatakan Islam tidak pernah mendukung kekerasan.

Sebagai tetangga terdekat India, ia menyebut pemerintah Bangladesh harus berkomunikasi melalui saluran diplomatik dengan otoritas India, serta meminta mereka meningkatkan langkah-langkah keselamatan dan keamanan untuk perlindungan minoritas Muslim.

“India adalah negara sekuler dan demokratis sehingga semua orang memiliki hak untuk bebas menjalankan agama mereka dan menikmati kebebasan berekspresi,” katanya.

Pada saat yang sama, Pemerintah Bangladesh dan mayoritas Muslim di negara Asia Selatan disebut harus ingat jika Islam sangat serius tentang hak-hak minoritas. Islam tidak pernah mengizinkan pelecehan terhadap satu orang untuk kejahatan apa pun terhadap orang lain.  

Sumber:

https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/bangladeshi-islamic-party-leader-expresses-concerns-about-attacks-on-muslims-in-india/2407563

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement