Selasa 02 Nov 2021 08:08 WIB

PMI Manufaktur Tumbuh Positif Tunjukkan Industri Menguat

Penurunan kasus Covid-19 meningkatkan aktivitas manufaktur.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Keuangan menyebut indikator aktivitas manufaktur purchasing managers' index (PMI) pada Oktober 2021 mencapai rekor tertinggi sejak survei dimulai pada April 2011 yaitu di level 57,2.
Foto: dok
Kementerian Keuangan menyebut indikator aktivitas manufaktur purchasing managers' index (PMI) pada Oktober 2021 mencapai rekor tertinggi sejak survei dimulai pada April 2011 yaitu di level 57,2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan menyebut indikator aktivitas manufaktur purchasing managers' index (PMI) pada Oktober 2021 mencapai rekor tertinggi sejak survei dimulai pada April 2011 yaitu di level 57,2. Sebelumnya, PMI berada pada level 52,2 pada September 2021 dan 43,7 pada Agustus 2021 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan angka tersebut menggambarkan kondisi usaha semakin membaik di seluruh sektor manufaktur Indonesia. "Penurunan kasus Covid-19 yang berakibat pada pelonggaran pembatasan aktivitas disinyalir telah menyebabkan peningkatan aktivitas sektor manufaktur pada Oktober," ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Selasa (2/11).

Baca Juga

Output dan permintaan baru mencatatkan rekor pada Oktober seiring membaiknya situasi Covid-19 namun permintaan ekspor baru masih mengalami kontraksi karena adanya gangguan pandemi dan hambatan pengiriman. Adapun permintaan yang menguat membuat perusahaan manufaktur memperluas kapasitas operasi dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja untuk pertama kali dalam empat bulan.

Meski demikian, akumulasi penumpukan pekerjaan masih sedikit meningkat karena kenaikan tenaga kerja belum dapat menutupi tingginya kenaikan permintaan. Febrio menyebut kuantitas maupun stok pembelian mencatatkan kenaikan yang mencetak rekor sedangkan stok barang menurun karena tingginya permintaan belum dapat diikuti dengan kenaikan input.

Selain itu, juga terjadi kekurangan pasokan yang menyebabkan terjadinya inflasi input dalam delapan tahun terakhir dengan banyak perusahaan menyebutkan kenaikan biaya bahan baku. Adapun kenaikan inflasi input ini membuat perusahaan meneruskan sebagian beban biaya kepada klien, sehingga biaya output juga tercatat meningkat meski lebih lambat dibandingkan September.

"Secara umum, sentimen bisnis secara keseluruhan membaik didorong harapan atas terus memulihkan situasi Covid-19," ucapnya.

Oleh sebab itu, pemerintah harus terus mempertahankan kerja kerasnya terkait penanganan Covid-19 dan vaksinasi agar kasus terus terkendali terutama dengan adanya libur Natal.

"Kerja sama masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan juga harus terus didorong untuk mendukung pemulihan sektor manufaktur lebih lanjut," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement