Rabu 03 Nov 2021 06:38 WIB

Pakistan Buka Gerbang Perbatasan Utama dengan Afghanistan

Perbatasan Chaman ditutup hampir sebulan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Wanita Afghanistan berdiri di luar tenda mereka di area terbuka di pinggiran Chaman, sebuah kota perbatasan di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Rabu, 1 September 2021
Foto: AP/Jafar Khan
Wanita Afghanistan berdiri di luar tenda mereka di area terbuka di pinggiran Chaman, sebuah kota perbatasan di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Rabu, 1 September 2021

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Pakistan telah membuka kembali gerbang perbatasan Chaman menuju Afghanistan. Chaman merupakan salah satu jalur penyeberangan utama antara kedua negara dan telah ditutup selama hampir sebulan.

“Perdagangan transit Afghanistan dan kegiatan perdagangan dan ekonomi lainnya terus berlanjut,” kata seorang pejabat senior perbatasan Pakistan pada Selasa (2/11).

Baca Juga

Penyeberangan Chaman adalah titik transit utama bagi pengemudi truk yang mengangkut ekspor buah dari sekitar kota Kandahar, Afghanistan selatan. Para petani harus menanggung biaya pengiriman lebih besar karena selama 27 hari terakhir jalur penyeberangan itu ditutup otoritas Pakistan. Selain itu, proses pemasaran menjadi terhambat.

Dibukanya kembali jalur penyeberangan Chaman seharusnya menjadi kabar gembira bagi pemerintahan Taliban di Afghanistan. Sebab saat ini mereka sangat membutuhkan pendapatan bea cukai dari pos perbatasan. Afghanistan tengah menghadapi krisis ekonomi. Sejak Taliban menguasai negara tersebut pada pertengahan Agustus lalu, bantuan-bantuan asing ditarik atau dibekukan.

Hal itu memicu kekhawatiran Pakistan. Ia khawatir krisis ekonomi yang ditengah dihadapi Afghanistan dapat menimbulkan gelombang baru pengungsi. Otoritas Pakistan awalnya menutup perbatasannya dengan Afghanistan karena alasan ancaman keamanan.

Namun perselisihan mengenai beberapa masalah, mulai dari Covid-19 hingga validitas dokumen perjalanan Afghanistan mencegah pembukaan kembali selama berpekan-pekan.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement