Rabu 03 Nov 2021 07:41 WIB

Dispar Denpasar Sosialisasi Wisata Budaya

Membangun kembali pariwisata yang terpuruk adalah tugas bersama.

Tari Kecak (ilustrasi). Dispar Kota Denpasar, Bali, kenalkan wisata budaya.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Tari Kecak (ilustrasi). Dispar Kota Denpasar, Bali, kenalkan wisata budaya.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dinas Pariwisata Kota Denpasar melakukan sosialisasi penyelenggaraan kepariwisataan budaya Bali dan perizinan berusaha berbasis resiko menuju Denpasar Bangkit di tengah keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana pada acara Gathering Asosiasi Pariwisata di Denpasar, Selasa (2/11), mengatakan, sosialisasi kepada komponen pariwisata untuk menguatkan komunikasi dan sinergitas dalam upaya membangkitkan pariwisata.

Baca Juga

"Melalui kegiatan ini, diharapkan ada energi baru untuk membangun pariwisata dengan adaptasi kebiasaan baru, dengan beberapa penyesuaian dan transformasi," kata Alit Wiradana didampingi Kepala Dinas Pariwisata Denpasar Dezire Mulyani.

Alit Wiradana mengatakan membangun kembali pariwisata yang terpuruk adalah tugas bersama. Melalui kesempatan yang baik ini, diharapkan dapat dibangun komunikasi dan sinergitas yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan pariwisata, sehingga dapat menyelaraskan visi dan misi untuk satu tujuan bersama.

Ia mengatakan pemerintah telah mengupayakan banyak hal untuk meningkatkan performa kinerja sektor, melindungi lokalitas. Selain juga menjaga kondusifitas dan keberlanjutan sumber daya untuk meningkatkan dampak positif bagi masyarakat.

Selain itu juga, kata dia, dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian melalui pertumbuhan dunia usaha, pemerintah menerbitkan Omnibus Law. Aturan itu diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk berusaha melalui sistem yang terintegrasi secara elektronik, memperpendek jalur birokrasi dan memetakan resiko di bidang perizinan.

"Saat ini, citra tujuan wisata (destinasi) tidak lagi terletak semata-mata pada daya tarik wisata yang ditawarkan, tapi lebih pada tata kelola atau manajemen destinasi yang lebih baik, ketangguhan destinasi dalam menangani Covid-19, serta kecerdasan masyarakatnya dalam menghadapi situasi ini," ujarnya.

Karena itu, kata dia, pemerintah bersama dengan aparat terbawah di desa adat berupaya untuk menegakkan protokol kesehatan dan menekankan kehidupan normal yang baru, yang tidak sama dengan sebelumnya. "Kami harapkan dapat memberikan propaganda positif di tengah situasi seperti sekarang ini, sehingga meyakinkan wisatawan bahwa Bali merupakan destinasi yang aman dan nyaman untuk dikunjungi," kata dia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement