Kamis 04 Nov 2021 23:15 WIB

Provinsi Jawa Timur Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Jawa Timur berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nashih Nashrullah
Kepala BNPB - Letjen TNI Ganip Warsito, mengingatkan dampak La Nina di sejumlah kawasan termasuk Jawa Timur
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kepala BNPB - Letjen TNI Ganip Warsito, mengingatkan dampak La Nina di sejumlah kawasan termasuk Jawa Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini prakiraan cuaca yang menyebut bahwa wilayah Provinsi Jawa Timur berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang hingga Jumat (5/11).

BMKG juga menetapkan status 'waspada' untuk potensi bencana hidrometeorologi yang dapat dipicu faktor cuaca bagi wilayah Jawa Timur.

Baca Juga

Menyikapi adanya prakiraan cuaca dari BMKG tersebut, BPBD Provinsi Jawa Timur telah meneruskan informasi peringatan dini potensi hujan tersebut kepada BPBD Kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada pihak terkait dan masyarakat untuk waspada ancaman bencana hidrometeorologi.

Dalam rapat Koordinasi BNPB-BPBD Kesiapsiagaan Menghadapi Dampak La Nina 2021-2020' melalui media daring di Jakarta, Kamis (4/11), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Ganip Warsito, meminta seluruh elemen agar meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana yang dapat dipicu faktor cuaca dan adanya fenomena La Nina di Tanah Air.

Fenomena La Nina itu menurut BMKG berdampak pada kenaikan intensitas hujan dan dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor.

Menurut data dan analisis BMKG, fenomena La Nina melanda wilayah Indonesia sejak Agustus dan diprakirakan akan berkembang hingga Februari 2022. "Fenomena La Nina harus bersama-sama kita antisipasi dan kita siapkan kesiapsiagaannya," jelas Ganip.

Lebih lanjut, Ganip juga meminta agar seluruh komponen pemerintah di daerah hingga masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan mengupayakan langkah mitigasi yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Ganip juga menekankan, upaya kesiapsiagaan tersebut harus dilakukan pada level yang lebih kecil hingga kabupaten/kota.

"Hal ini tentu saja memerlukan respons kesiapsiagaan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Apalagi, di tahun ini BMKG telah menyampaikan bahwa akan terjadi fenomena La Nina yang berdampak pada kenaikan intensitas hujan yang bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi basah," kata Ganip.

Ganip menambahkan, pada level yang lebih kecil, yaitu kabupaten-kota, kewaspadaan serta mitigasi dampak La Nina mutlak dilakukan.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement