Senin 08 Nov 2021 01:10 WIB

Prokes Ketat Bisa Cegah Gelombang Tiga Covid-19

Selain prokes yang ketat, percepatan vaksinasi Covid-19 juga perlu dipercepat.

Umat Muslim beraktivitas masjid dan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, pengukuran suhu tubuh dan membatasi jumlah jamaah (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Umat Muslim beraktivitas masjid dan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, pengukuran suhu tubuh dan membatasi jumlah jamaah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Tokoh agama di Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai bahwa penerapan protokol kesehatan yang ketat dapat atau mampu mencegah masuknya gelombang tiga Covid-19 di Indonesia khususnya di NTT. "Hal utama yang harus diperhatikan adalah tetap menaati protokol kesehatan, sehingga tidak mudah terpapar Covid-19," kata Ketua Nahdlatul Ulama NTT Pua Monto Umbu Nay.

Hal itu disampaikannya menanggapi pernyataan Satgas Covid-19 setempat yang memeringatkan masyarakat akan gelombang ketiga Covid-19 di Kupang, Ahad (7/11). Sebab, peningkatan kasus Covid-19 saat ini mulai terlihat pada 1 November. Ada peningkatan kasus dari 403 kasus aktif menjadi 801 kasus.

Baca Juga

Satgas Covid-19 mengkhawatirkan jangan sampai Indonesia mengalami lonjakan kasus dan menjadi gelombang ketiga kasus tersebut, Umbu menilai bahwa selain prokes yang ketat, percepatan vaksinasi Covid-19 juga perlu dipercepat. Ia meyakini jika ada kasus baru di Indonesia, dikhawatirkan pada awal 2022 kasus Covid-19 akan meningkat di NTT. "Ya kita tahu sendiri tahun lalu saat pandemi masih tinggi kasusnya, banyak masyarakat yang merasa dikekang dan tak bisa keluar rumah merayakan Natal dan Tahun Baru," ujar dia.

Pada tahun ini masyarakat sudah merasa aman, karena kasus semakin turun dan kesempatan untuk berkumpul pasti terbuka.

"Karena itu kami harapkan masyarakat yang belum vaksin segera divaksinasi, karena dikhawatirkan akan muncul kasus baru," tambah dia.

NU, ujar dia, selama ini selalu memberikan imbauan kepada umat Muslim untuk menaati prokes. Juga menerima suntikan vaksin karena sampai saat ini NTT masih rendah angka vaksinasinya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement