Selasa 09 Nov 2021 22:18 WIB

Banjir Landa Aceh Tengah dan Selatan

Kini BPBD masih melakukan pendataan dampak kerusakan dan kerugian di lokasi kejadian.

Rep: Mabruroh/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah anak berenang di dalam banjir yang merendam Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Selasa (9/11). Banjir akibat luapan sungai yang tidak mampu menampung tingginya intensitas hujan itu menerjang Tiga kecamatan di Aceh Utara dan ratusan jiwa warga dilaporkan mulai mengungsi.
Foto: ANTARA/RAHMAD
Sejumlah anak berenang di dalam banjir yang merendam Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Selasa (9/11). Banjir akibat luapan sungai yang tidak mampu menampung tingginya intensitas hujan itu menerjang Tiga kecamatan di Aceh Utara dan ratusan jiwa warga dilaporkan mulai mengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir melanda beberapa wilayah di Kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Selatan, sejak Senin (8/11). Peristiwa tersebut dipicu hujan dengan intensitas tinggi sehingga debit air sungai di wilayah tersebut meluap.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, mengatakan, berdasarkam laporan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat banjir terjadi sejak Senin dini hari. BPBD juga menginformasikan adanya tanah longsor di beberapa titik yang dipicu oleh hujan tersebut. 

Baca Juga

"Alhamdulillah, berdasarkan laporan tidak ada korban jiwa akibat kejadian banjir di dua kabupaten ini," kata Muhari dalam siaran pers, Selasa (9/11).

Banjir di Kabupaten Aceh Tengah melanda dua kecamatan yakni Kecamatan Pegasing dan Linge. Tim reaksi cepat (TRC) BPBD juga telah menyiagakan seluruh personel di setiap pos untuk terus memantau kondisi dan situasi terkini wilayah Aceh Tengah, serta melaporkan kembali perkembangan selanjutnya. 

Saat ini, BPBD masih mendata dampak kerusakan dan kerugian di lokasi kejadian. Di antaranya sebanyak 7 KK terdampak, 7 unit rumah rusak, 57 hektar sawah terendam, dan terdapat 8 titik tanah longsor menutup jalan penghubung antara kecamatan Pegasing dan Linge.

Selain itu, Tim TRC mengerahkan satu unit alat berat ke lokasi untuk melakukan pembersihan material pascalongsor. Penanganan banjir di wilayah itu melibatkan tidak hanya BPBD dan petugas pemadam kebakaran tetapi juga TNI, Polri, serta instansi terkait lain di setiap wilayah.

"BNPB mengimbau seluruh masyarakat tetap tenang, siaga dan waspada dalam menyikapi perkembangan cuaca saat ini maupun potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang," kata Muhari.

Kemudian untuk banjir di kabupaten Aceh Selatan, baru terjadi pada Selasa (9/11), pagi tadi. Banjir ini juga dipicu oleh hujan berintensitas tinggi sehingga debit air Sungai Alas dan Sungai Hitam meluap ke permukaan penduduk. 

Adapun desa yang terkena banjir ini di antaranya Gampong Cot Bayu dan Gampong Lhok Raya. Dengan ketinggian muka air berkisar antara 30 sampai 50 sentimeter. 

"Sebanyak 132 jiwa dilaporkan terdampak dengan rincian 42 jiwa di Gampong Cot Bayu dan 90 jiwa di Gampong Lhok Raya," kata Muhari.

Berdasarkan peringatan dini cuaca BMKG, Selasa (9/11), wilayah Aceh masih berpotensi hujan lebat serta angin kencang dan berstatus waspada. BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada dan siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement