Ahad 21 Nov 2021 06:56 WIB

Investasi Publik: Pengertian, Contoh dan Analisisnya

Berikut pengertian lengkap mengenai investasi publik, jenis, dan analisisnya

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Investasi Publik: Pengertian, Contoh dan Analisisnya
Investasi Publik: Pengertian, Contoh dan Analisisnya

Berinvestasi saat ini memang sudah menjadi bagian dari keuangan banyak orang. Selain bisa dijadikan alasan untuk menabung, berinvestasi juga sering dijadikan sebagai sumber penghasilan tambahan untuk kebutuhan lain atau persiapan keuangan di masa depan.

Tapi ternyata investasi tidak hanya digunakan untuk meningkatkan finansial pribadi dan bisnis tapi juga dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai program khusus untuk pembangunan fasilitas umum untuk kesejahteraan masyarakatnya. Yang disebut juga sebagai investasi public.

 

Apa Itu Investasi Publik

Investasi Publik

Investasi publik disebut juga sebagai investasi pemerintah, dimana pemerintah menanamkan modal baik itu pembangunan atau mendukung komunitas atau program tertentu guna untuk memulihkan atau meningkatkan kondisi ekonomi negara atau mensejahterakan masyarakatnya.

Investasi publik umumnya dilakukan oleh pemerintah, selain untuk meningkatkan keuntungan, investasi ini diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran di masyarakat. Investasi ini erat kaitannya dengan penganggaran modal dalam proyek-proyek yang akan dilaksanakan.

Pada investasi publik, pemerintah berinvestasi pada pembangunan fasilitas umum seperti jalan raya tol atau kereta listrik. Investasi sektor publik juga bisa dilakukan pada pembangunan dan pengembangan tempat wisata juga fasilitas umum lainnya seperti mesin atau gedung.

Investasi pemerintah juga bisa dikatakan sebagai kegiatan penempatan sejumlah dana dan/atau barang oleh pemerintah pusat dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung, yang mampu mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu.

Investasi pemerintah dijalankan oleh Operator Investasi Pemerintah (OIP) yang ditetapkan oleh Menteri keuangan. Yaitu:

  • Badan Layanan Umum (BLU)
  • Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
  • Badan Hukum Lainnya (BHL)

Pemerintah dapat melakukan investasi jangka panjang untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya.

Baca Juga: Investasi Properti: Pengertian, Keuntungan, dan Caranya

Contoh – Contoh Investasi Publik di Indonesia

Adapun beberapa contoh investasi sektor publik di Indonesia yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah sendiri dan beberapa yang juga bisa melibatkan masyarakat, terbagi kedalam beberapa kategori. Yaitu:

1.       Investasi sosial

Program investasi yang menekankan pada program-program yang bersifat charity atau donasi seperti:

·       Pemberian beras untuk keluarga tidak mampu

·       Pembangunan panti asuhan

·       Pembangunan tempat ibadah

·       Program beasiswa untuk anak-anak kurang mampu

·       Pemberian modal usaha untuk masyarakat miskin

Pada investasi ini tingkat keberhasilannya tidak dapat diukur karena lebih fokus kepada aspek keberpihakan pada kelompok masyarakat tertentu.

2.       Investasi untuk membentuk generator pertumbuhan

Investasi ini untuk membentuk pertumbuhan generator ekonomi difokuskan pada kebijakan strategis untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi lokal. Seperti:

·       Investasi pada sektor pertanian

·       Investasi pada sektor bisnis karya lokal seperti batik atau makanan tradisional

·       Pemberian modal usaha kepada program UMKM

·       Pembangunan pasar modern

 

3.       Investasi layanan publik

Investasi untuk memenuhi kepentingan layanan publik dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu sarana dan prasarana yang berupa:

·       Perbaikan jalan raya

·       Perbaikan/pembangunan jembatan

·       Perbaikan fasilitas umum di daerah pariwisata

4.       Investasi untuk membentuk pendapatan

Investasi ini bertujuan dalam rangka penciptaan return baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek dalam konteks ini memperhatikan aspek bisnis seperti:

·       penanaman modal usaha pada program UMKM

·       Investasi pada sektor pariwisata daerah

·       Menanam modal untuk koperasi daerah

5.       Investasi untuk menggali sumber-sumber ekonomi baru

Invetasi ini untuk menciptakan bisnis baru yang lebih mengutamakan pada upaya inovatif sumber-sumber ekonomi baru. Seperti:

·       menjadi sponsor /pemodal untuk festival kebudayaan tahunan untuk meningkatkan daya tarik pariwisata

6.       Investasi untuk mementuk penghematan operasional

Investasi ini untuk membantu pemerintah dalam memperbaiki atau meningkatkan dan menyediakan teknologi, peralatan dan mesin pada sebuah pembangunan atau sebagai alat untuk operasional sesuatu agar tahapan proses lebih cepat  guna menghemat waktu.

Selain itu investasi sektor public juga memiliki klasifikasi lain yaitu:

1. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek merupakan investasi yang diharapkan dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dapat dimiliki selama 1 tahun (12 bulan) atau kurang, ditujukan dalam rangka manajemen kas, dan memiliki resiko rendah atau bebas dari perubahan atau pengurangan harga yang signifikan.

Contoh:

·       Deposito berjangka waktu 3 – 12 bulan

·       Pembelian obligasi pemerintah jangka pendek oleh pemerintah daerah dan

·       Pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

2. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 bulan. Menurut sifat penanamannya, investasi jangka panjang ini diklasifikasikan menjadi:

·       investasi permanen seperti penyertaan modal pemerintah pada perusahaan negara/daerah, penyertaan pemerintah pada badan internasional dan badan hukum lain.

·       investasi non permanen seperti pinjaman yang diberikan kepada perusahaan negara/daerah atau pihak lainnya

·       pinjaman luar negeri yang diterus pinjamkan

·       penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga

 

Baca Juga: Pengertian Risiko Investasi dan Cara Menguranginya

Analisis Investasi Publik

analisis investasi publik

Analisis investasi publik adalah hal yang penting untuk mencari tahu apakah investasi yang akan dilakukan tersebut memiliki manfaat ekonomi maupun sosial dalam rangka peningkatan pelayanan publik.

Belanja modal (investasi) di pemerintahan (pusat atau daerah) harus melalui sebuah proses analisis atas belanja modal tersebut, karena dapat mengetahui analisis “untung rugi” (cost-benefitnya). Itu sebabnya, analisis investasi publik perlu dilakukan secara mendalam untuk memberikan mekanisme dalam mengatur proyek investasi publik secara efisien dan efektif.

Salah satu fungsi analisi investasi publik adalah untuk melakukan evaluasi dalam menentikan kebutuhan investasi yang berupa:

  1. Inventarisasi investasi
  2. Inventarisasi investasi memuat daftar nama dan jenis investasi, nilai investasi, kondisi barang modal yang saat ini ada, apakah baik atau buruk.
  3. Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang ada.
  4. Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini daan masa yang akan datang.
  5. Inventarisasi kebutuhan investasi.
  6. Evaluasi kelayakan investasi.
  7. Kriteria kelayakan investasi meliputi aspek-aspek teknis, sosial-budaya, finansial, ekonomi, dan aspek distribusi. Penghitungan kelayakan investasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis misalnya: NPV, IRR, ARR, PP (Payback Period), Cost-Benefit Analysis, dan Cost Effectiveness Analysis.

Berikutnya adalah mengetahui pada analisi investasi terdapat 4 faktor yang ang mempengaruhi investasi publik. Antara lain:

  • Tingkat diskonto, yang merupakan refleksi tingkat keuntungan (rate of return) yang diperoleh dari suatu proyek dengan risiko tertentu. Jika suatu proyek tidak memberikan keuntungan yang disyaratkan (required rate of return), maka proyek tersebut harus ditolak.
  • Tingkat inflasi, dimana s emakin tinggi tingkat inflasi, maka semakin rendah nilai riil keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang (expected future return) sehingga semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang disyaratkan. Inflasi yang tinggi menyebabkan required rate of return yang semakin tinggi.
  • Risiko dan ketidakpastian, dimana jika required rate of return akan semakin tinggi jika resiko investasi naik. Ketidakpastian ekonomi dan hukum, kekacauan sosial-politik, tidak adanya jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkatkan risiko investasi.
  • Capital rationing, adalah keadaan ketika organisasi menghadapi masalah ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran investasi. Harus dilakukan perangkingan investasi dikarenakan tidak tercukupinya dana untuk membiayai semua investasi yang diajukan.

Selain evaluasi kebutuhan investasi dan faktor yang mempengaruhi investasi publik. Elemen-elemen yang digunakan pada analisi investasi publik adalah penentuan kebutuhan investasi publik, aspek kelayakan dan teknik dasar penilaiaan investasi publik.

Ikut Memahami Investasi Publik dan Terus Dukung Program Pemerintah

Investasi/belanja modal di sektor publik perlu mendapatkan perhatian lebih berkaitan pengeluaran yang ditujukan pada pelaksanaan program/kegiatan pemerintah. Karena, berbagai program investasi publik yang diciptakan, dipilih dan didukung pemerintah pasti memiliki visi dan misi untuk meningkatkan kualitas ekonomi daerah sampai negara. Yang nantinya berujung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Baca Juga: Analisis Kelayakan Investasi: Pengertian Hingga Cara Analisa Kelayakan Investasi

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement