Kamis 11 Nov 2021 05:46 WIB

Taliban: ISIS Bukan Ancaman di Afghanistan

Taliban sempat menyangkal ada basis ISIS.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
Seorang petugas kesehatan Afghanistan melihat melalui kaca jendela klinik yang hancur di depan rumah sakit militer, sehari setelah ledakan bom dan serangan oleh militan ISIS, di Kabul, Afghanistan, Rabu (3/11/2021).
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Seorang petugas kesehatan Afghanistan melihat melalui kaca jendela klinik yang hancur di depan rumah sakit militer, sehari setelah ledakan bom dan serangan oleh militan ISIS, di Kabul, Afghanistan, Rabu (3/11/2021).

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL – Taliban mengatakan keberadaan ISIS di Afghanistan tak menjadi ancaman besar. Taliban mengklaim, mereka, sedikit banyak, dapat mengendalikan ancaman dari kelompok tersebut.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengungkapkan, sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu, sekitar 600 anggota atau simpatisan ISIS di negara itu telah ditangkap. Beberapa di antara mereka adalah wanita. “Mereka (anggota atau simpatisan ISIS) tidak banyak di Afghanistan karena tak mendapat dukungan dari rakyat,” kata Mujahid dalam konferensi pers pada Rabu (10/11), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Dia pun menyinggung ISIS-Khorasan, yakni kelompok yang terafiliasi ISIS di Afghanistan. Menurut Mujahid, tidak seperti ISIS di negara lain di Timur Tengah, sebagian besar anggota ISIS-Khorasan adalah warga lokal. Ia pun meyakinkan, ISIS-K tak menimbulkan ancaman bagi negara lain.

Dia mengungkapkan, Taliban masih melanjutkan operasi penumpasan ISIS di Afghanistan. Sebelumnya Amerika Serikat (AS) mengkhawatirkan peningkatan serangan teror oleh ISIS dan afiliasinya di Afghanistan. Washington pun prihatin dengan bertahannya kelompok al-Qaeda di negara tersebut.

“(AS) khawatir tentang peningkatan serangan ISIS-Khorasan, dan kami ingin Taliban berhasil melawan mereka. Perihal kelompok (militan) lain, lihat, al-Qaeda terus memiliki kehadiran di sana yang sangat kami khawatirkan,” kata Utusan Khusus AS untuk Afghanistan Tom West pada Senin (8/11).

Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu, ISIS telah melancarkan serangkaian serangan teror. Aksi pertama terjadi pada 26 Agustus, yakni ketika AS sedang mengevakuasi warganya dan penduduk Afghanistan berisiko di bandara Kabul. ISIS-Khorasan melancarkan serangan bom bunuh diri. Lebih dari 180 orang tewas dalam insiden tersebut.

ISIS-Khorasan pun sempat menyerang masjid, termasuk masjid kelompok Syiah. Aksi penyerangan terbaru terjadi pada 2 Oktober lalu. Anggota ISIS-Khorasan mengebom dan menyerang Rumah Sakit Sardar Daud Khan di Kabul. Sedikitnya 19 orang tewas, termasuk seorang komandan militer senior Taliban, Maulvi Hamdullah Mokhlis.

Taliban sempat menyangkal adanya basis ISIS dan al-Qaeda di Afghanistan. “ISIS yang ada di Irak dan Suriah tidak ada di sini. Namun, beberapa orang yang mungkin adalah warga Afghanistan kita sendiri telah mengadopsi mentalitas ISIS, yang merupakan fenomena yang tidak didukung oleh rakyat,” kata Zabihullah Mujahid pada akhir September lalu. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement