Ahad 14 Nov 2021 17:00 WIB

Berdayakan Santri, Menkop Apresiasi L'Ambiance

Model L'Ambiance bisa dikembangkan menjadi inkubator bisnis.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Usaha furnitur (ilustrasi). Kemenkop UKM mengapresiasi upaya L'Ambiance memberdayakan santri dalam memproduksi furnitur kualitas ekspor.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Usaha furnitur (ilustrasi). Kemenkop UKM mengapresiasi upaya L'Ambiance memberdayakan santri dalam memproduksi furnitur kualitas ekspor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi langkah CV L'Ambiance, salah satu perusahaan furnitur dan kerajinan Indonesia berorientasi ekspor, yang menerapkan Community Development Model. Menurutnya, model tersebut bisa diterapkan di daerah lain.

Menjalankan model itu, L'Ambiance kerja sama dengan koperasi, pondok pesantren (santri), hingga komunitas-komunitas pemuda. Terutama di daerah terpencil, untuk dididik dan dibina memproduksi furnitur berkualitas ekspor.

Baca Juga

"Disini, L'Ambiance berperan juga sebagai offtaker dari produk yang sudah dihasilkan para santri dan pemuda lainnya. Termasuk melakukan pendampingan proses produksi hingga finishing," kata Teten dalam siaran pers, Ahad (14/11).

Bahkan, kata dia, model L'Ambiance bisa dikembangkan menjadi inkubator bisnis yang mampu melahirkan jiwa kewirausahaan. "Bisa menghasilkan enterpreneur-enterpreneur baru yang tangguh dan berkualitas," ujar dia.

Maka, lanjutmya, Teten menekankan para santri dan pemuda di L'Ambiance agar segera mendirikan koperasi. "Pasarnya sudah ada, offtaker ada, tinggal mereka berkoperasi agar mendapat tambahan pendampingan dari Kementerian Koperasi dan UKM," kata dia.

Teten pun berharap di daerah-daerah lain bermunculan para Movement Leader seperti yang dilakukan L'Ambiance di Salatiga. "Sekarang saatnya memproduksi yang memiliki nilai daya saing global," ujar Teten.

Pemilik dan Direktur CV L’Ambiance Edi Suwito menyebutkan, setiap gelombang pelatihan bisa merekrut sekitar 50 santri atau pemuda. Ke depan, jumlah peserta akan ditingkatkan menjadi 100 orang.

"Kita membina mereka dari sisi proses produksi, hingga menampung hasil produknya atau offtaker. Saya berharap pasca pelatihan, mereka bisa mengembangkannya secara mandiri di tempatnya masing-masing," kata Edi.

Ia menambahkan, saat ini perusahaan furnitur yang dipimpinnya sedang melatih puluhan santri dari berbagai  pesantren di Jawa Tengah untuk memproduksi berbagai jenis mebel berkualitas ekspor. "Mereka juga mampu menggunakan peralatan dan mesin modern untuk memproduksi berbagai produk berkualitas, sesuai dengan selera dan permintaan konsumen ekspor," tutur Edi.

Berbagai jenis produk mebel yang diproduksi para santri peserta pelatihan produksi furnitur di CV L'ambiance Salatiga siap diluncurkan ke pasaran ekspor untuk memenuhi permintaan konsumen di kawasan Eropa. Disampaikan Edi, program pemberdayaan santri ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, terutama para pengasuh pesantren. Saat ini, sudah ada beberapa pesantren yang mendaftarkan santrinya untuk mengikuti program ini yang akan digelar tahun depan. 

Menurut Edi, mereka dibimbing para instruktur handal dan berpengalaman, juga berada di bawah pengawasan lembaga quality control yang secara intensif dan ketat menjaga kualitas produk. "Sehingga, kendati produk ditangani santri yang sedang mengikuti pelatihan kualitasnya tetap terjaga dan terjamin," kata Edi menjelaskan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement