Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jumadi

Bermimpilah, Allah Pasti Mengijabah

Curhat | Monday, 27 Sep 2021, 10:52 WIB

Setiap orang pasti punya impian. Adakalanya impian itu hanya terpendam dalam bersitan hati atau tersimpan dalam angan-angan. Tapi, tahukah kita bahwa Allah Maha Mengetahui atas segala apa yang bersemayam dalam hati kita dan apa yang terlintas dalam benak pikiran kita?

Lewat tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman pribadi terkait impian. Alih-alih diunggah dalam untaian doa, impian saya tersebut tak pernah terucap dan hanya menjadi simpanan hati dan pikiran saja.

Impian pertama. Saya memiliki saudara yang tinggal di lain kampung. Jaraknya cukup jauh. Dulu waktu masih usia anak SD, hampir setiap akhir pekan saya berkunjung ke rumah saudara tersebut dengan bersepeda. Untuk menuju kampung saudara saya itu, saya harus melewati sebuah komplek perumahan yang cukup luas. Melihat komplek perumahan yang asri, tertata rapi, bersih, dan desain rumah yang bagus, terbersit dalam pikiran saya bahwa kelak dewasa saya akan memilih tinggal di komplek perumahan saja.

Belasan tahun kemudian setelah menikah, saya bersama istri mencari rumah tempat tinggal. Saya tidak berpikiran mau di mana rumah tersebut berlokasi, apakah di kampung atau di perumahan tidak jadi soal, yang terpenting harga cocok. Harga rumah di Jogja tentu saja rata-rata harganya cenderung mahal. Hampir setahun mencari-cari rumah tidak ketemu harga yang cocok. Sampai kemudian saya melihat iklan penjualan rumah di surat kabar. Lokasinya di perumahan. Harganya di bawah 100 juta. Wah, cocok ini, batin saya. Saya langsung menelepon pemasang iklan dan berjanji ketemu di lokasi rumah yang dijual. Ternyata pemiliknya benar-benar lagi butuh uang, sehingga rumah dijual jauh dari harga normal. Padahal rumah-rumah yang satu komplek harganya dua kali lipat harga rumah tersebut. Akhirnya kami sepakat proses jual beli dilanjutkan di notaris. Setelah proses jual beli selesai, saya hanya berucap alhamdulillah. Hanya atas kehendak-Nya semua ini terjadi.

Impian kedua. Semasa menjadi mahasiswa, saya mengamati perputaran ekonomi di sekitar kampus begitu hidup. Usaha apapun pasti laku. Kita mau buka warung makan, toko kelontong, laundry, kos-kosan, maupun foto kopi pasti laku. Mengamati hal itu saya punya pemikiran alangkah enaknya punya rumah dekat kampus. Mau buka usaha apa saja pasti laku. Nah, persoalannya saya sudah punya rumah dan lokasinya di pinggiran kota serta jauh dari kampus. Tapi, Allah benar-benar Maha Mendengar mimpi-mimpi kita. Kejadiannya yaitu setahun setelah saya tinggal di komplek perumahan itu, ada sebuah universitas yang akan membangun komplek kampus terpadu tidak jauh dari perumahan tempat saya tinggal. Kampus tersebut kini berdiri megah dengan ribuan mahasiswa yang datang dari berbagai daerah. Ekonomi di sekitar tempat tinggal saya begitu hidup dan warga yang mau buka usaha pun kecipratan rezeki.

Impian ketiga. Sewaktu kecil, ketika saya ditanya apa cita-citanya, saya akan menjawab: menjadi dosen. Entah apa dasar pemikiran saya menjawab demikian, saya juga tidak begitu paham. Cita-cita tersebut hanya terlintas dalam pikiran dan terucap secara spontan begitu saja. Sampai kemudian Allah membentangkan jalan ke arah itu. Berawal dari saya ambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Setelah lulus dan menjadi sarjana, kemudian saya berprofesi menjadi guru bahasa Inggris. Meskipun antara dosen dan guru ada beberapa hal yang berbeda, saya tetap bersyukur dan menganggap Allah telah mengijabah impian saya itu. Sebab, antara guru dan dosen kan tugasnya sama, yaitu mengajar dan berbagi ilmu.

Itulah ketiga impian yang kemudian Allah wujudkan. Saya jadi ingat dengan cerita pendek yang ditulis sastrawan Rusia Leo Tolstoy berjudul "God Sees the Truth, But Waits" (Tuhan Tahu, Tapi Menunggu).

Saya kemudian selalu berpikiran kalau impian saja Allah berkenan mengabulkan, apatah lagi jika impian itu kita mohonkan kepada Allah dalam untaian doa. Hal tersebut seperti dalam potongan Surat al-Mu'min ayat 60 yang terjemahannya berbunyi: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Allah Maha Baik dan Maha Pemurah, maka beranilah bermimpi dan jangan ragu-ragu untuk memanjatkannya dalam doa-doa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image