Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhtar Lintang

SEBARIS AYAT KAUNIAH

Curhat | Saturday, 13 Nov 2021, 20:22 WIB

Bismillaahirrohmaanirrohiim......, kusebut namaMu ya Alloh dengan nama nama agungMu....yaa Khaliq yaa Fattaah yaa Naafi'...., berharap pencarian hikmah ini Engkau ridhai...., berakhir pada makna, berujung penemuan, bermuara pada perbaikan diri.

Yaa Syakuur......puji syukur kehadiratMu yang tiada tara.....semoga Engkau pertemukan aku dengan bulanMu lagi, Ramadhan....bulan pembersih.

Mungkin aku butuh puluhan....., ratusan bahkan ribuan kali ketemu dengan Ramadhan untuk diri ini menjadi bersih seebersih bersihnya......., sebab: daki kemungkaran, kesombongan, keangkuhan, kebodohan masih melekat walau karuniaMu Ramadhan tahun lalu telah aku lalui. Oleh karena itu tolong yaa Alloh hadirkan rasa bahagia......senang, jauh menjelang kedatangannya, sementara hambamu berusaha......

Duhai yang Maha Pengasih......

Dua Ramadhan telah Engkau karuniakan dengan "warna" yang terasa sangat istimewa, berbeda......, Engkau tambahkan sedikit rasa takut......, kemudian ada perbedaan, lalu saling menyalahkan terus timbul hujatan....., terakhir mungkin ada perpecahan batin....., pecah tipis, keretakan.

Mungkin ini sebagai ujian tambahan....., karena mungkin puluhan kali hambaMu ini tidak memetik hasil belajar dari kesempatan Ramadhan-ramadhan yang Engkau berikan....., Astaghfirullaahaladziim ampuni hambaMu ini yaaa Alloh......

Dengan dua Ramadhan yang kemaren, mungkinkah Engkau sedang mengajariku bagaimana menikmati Ramadhan tanpa banyak membelanjakan waktu tak perlu, ditempat yang salah.

Mungkin juga Engkau sedang memberi tarbiyah....mudik bukanlah bagian penting dari Ramadan......

Mungkin Engkau sedang menguji kesalehan sosial yang sering hambaMu ini ucapkan lantang......, sanggupkah aku bersedekah diwaktu sempit maupun lapang......

Mungkin Engkau sedang menuntun pikiran kami menuju ruang haqiqi Ramadhan untuk bekal menghadapMu di pertemuan yang pasti......, dari sekedar memikirkan THR untuk bekal menghadap entah siapa.....yang bisa batal terjadi.

Mungkin Engkau tengah menunjukkan kepadaku.....berbuka bersama keluarga di rumah saja lebiiih berharga ketimbang berbuka bersama dengan atasan walau di tepat mewah.

Yaa Alloh yaa qohaar......

Walaupun semua ini aku jalani dalam "keterpaksaan" namun hambaMu yakin Engkau tengah menuntun kami bahwa inilah kehendakMu, skenario hidup terbaik yang harus kami lalui....., temukan aku dengan rahasia kebaikan dari dalamnya, selimuti hambaMu ini dengan hidayah yang menyertai ayat kauniah Mu ini.......

Dua tahun berlalu......, Ramadhan ketiga dalam "warna" serupa semoga dengan gradasi berbeda hampir tiba......

"Tak terasa" ......mungkin ini cara kami ungkapkan "syukur" karena saat ini sepertinya sudah normal paling baru......., "tak terasa" karena hari ini serasa hari sebelum ayat covid ini Engkau turunkan ditenga-tengah kami....., walaupun dibalik "tak terasa" ada rasa yang muncul bebagai-bagai....., masih ada rasa takut, ada yang merasa gemees, ada yang merasa cuek masa bodo, malah ada yang merasa ketipu dengan situasi ini. Tapi.....boleh percaya atau tidak, sampai hari Jum'at kemaren 12 November 2021 lebih dari 4.250.157 orang sanak kadang sebangsa yang menderita terkena covid-19 dan yang kemudian meninggal ada 143.628 orang lebih termasuk diantaranya saudara kerabat sahabat tetangga dan entah siapa yang namanya tak kami kenal, syukur alhamdulillaah 4.097.224 diberi kesempatan sembuh oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala.

Syukur yang tak terhingga dalam kata dan tindakan tentunya harus kami wujudkan, menyambut karunia besar yang Engkau berikan mejelang Ramadhan tahun ini (1443H), ayat kauniah dahsyat yang dua tahun tlah memberi pelajaran penting kepada kami, semoga semakin samar dan menepi. Walau tak jua mengerti pasti mengapa itu semua terjadi, namun semua akan kami jadikan cermin untuk mawas diri. Mungkin ada sikap dan tindakan kami, yang mengundang dan memaksa kami untuk belajar melalui ayat-ayatMu. Terima kasih yang tak terhingga, Engkau hanya memberi peringatan "kecil" sebelum kehancuran dan kebinasaan bisa saja terjadi pada kami.

Menjadi orang-orang yang bergetar hati dan jiwanya serta semakin kuat imannya adalah harapan besar kami, setelah lantunan sebaris ayat kauniah ini. Bukan menjadi orang-orang yang serakah, tamak dan culas serta sombong di balik gema "bacaan" ayat kauniah itu ".

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image