Senin 15 Nov 2021 08:49 WIB

Warga Palestina Dianiaya Pemukim, Pasukan Israel Hanya Diam

Pasukan Israel tak mengintervensi untuk setop serangan terhadap rakyat Palestina.

Rep: Dwina Agustin/Mimi Kartika/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pria Palestina membawa seorang anak laki-laki menjauh dari tabung gas air mata yang ditembakkan oleh tentara Israel selama protes terhadap pos terdepan pemukiman Yahudi Tepi Barat Eviatar yang dengan cepat didirikan bulan sebelumnya, di desa Palestina Beita, dekat kota Nablus, Tepi Barat, Jumat, 25 Juni 2021.
Foto: AP/Majdi Mohammed
Seorang pria Palestina membawa seorang anak laki-laki menjauh dari tabung gas air mata yang ditembakkan oleh tentara Israel selama protes terhadap pos terdepan pemukiman Yahudi Tepi Barat Eviatar yang dengan cepat didirikan bulan sebelumnya, di desa Palestina Beita, dekat kota Nablus, Tepi Barat, Jumat, 25 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sebuah kelompok hak asasi Israel B'Tselem  telah mendokumentasikan 451 insiden kekerasan pemukim ilegal terhadap warga Palestina sejak awal 2020. Ironisnya, pasukan Israel tidak melakukan intervensi untuk menghentikan serangan di sebagian besar kasus.

"Serangan pemukim terhadap warga Palestina adalah strategi yang digunakan oleh rezim apartheid Israel, yang berusaha untuk memajukan dan menyelesaikan penyelewengan lebih banyak dan lebih banyak tanah Palestina," kata kelompok HAM itu.

Baca Juga

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Ahad (1/11), kelompok ini mengatakan, dalam 66 persen insiden ketika penjajah Israel di Tepi Barat menyerang warga Palestina, pasukan Zionis tidak pergi ke tempat kejadian. Dalam 170 kasus, tentara benar-benar tiba, hanya saja memilih untuk tidak campur tangan untuk melindungi Palestina atau secara aktif bergabung dalam serangan itu.

Hanya dalam 13 kasus, pasukan Israel mengambil tindakan untuk mencegah kekerasan pemukim.  "Ketika kekerasan terjadi dengan izin dan bantuan dari otoritas Israel dan di bawah naungannya, itu adalah kekerasan negara. Para pemukim tidak menentang negara; mereka melakukan penawarannya," ujar B'Tselem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement