Selasa 16 Nov 2021 09:28 WIB

Intervensi Digitalisasi Sektor Pangan di Sleman

Untuk menghadirkan akses dan informasi pasar kepada petani.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Intervensi Digitalisasi Sektor Pangan di Sleman (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Intervensi Digitalisasi Sektor Pangan di Sleman (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mendorong Pemkab Sleman agar dapat memberi intervensi untuk inovasi dan digitalisasi. Terutama, dalam sektor pertanian pangan Sleman sebagai salah satu langkah pengendalian inflasi.

Ia menilai, intervensi di sektor pertanian pangan dari Pemkab Sleman menjadi mutlak. Sebab, diperlukan adanya suatu kolaborasi antara pusat dengan daerah maupun instansi-instansi lain yang setara untuk mendorong berbagai inovasi.

Hal ini jadi usaha pengendalian inflasi, aplikatif, antisipatif dan menggerakan perekonomian masyarakat secara berkesinambungan. Salah satu intervensi yang bisa dilakukan digitalisasi yang bisa berkontribusi besar kepada pertumbuhan ekonomi.

"Ini sejalan arahan Presiden (Jokowi) dalam rakornas pengendalian inflasi 2021 yang menyatakan daerah harus memanfaatkan pandemi sebagai momentum mendorong digitalisasi UMKM, khususnya pangan dari hulu ke hilir," kata Sultan, Senin (15/11).

 

Dorongan itu disampaikan di sela-sela agenda Sultan saat melakukan kunjungan ke Pasar Lelang Digital Sleman. Dalam kunjungan kali ini, Sultan didampingi Bupati Sleman, Kustini Purnomo dan Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa.

Sultan menilai, Pasar Lelang yang ada di Kabupaten Sleman tersebut salah satu bentuk inovasi intervensi dalam mempercepat pemulihan ekonomi sektor pertanian. Sekaligus sebagai usaha menggerakan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan. 

Bupati Sleman, Kustini Purnomo menerangkan, kehadiran pasar lelang cabai ini dimaksudkan untuk menghadirkan akses dan informasi pasar kepada petani cabai dalam memasarkan produk. Sekaligus, menjadi pengendali fluktuasi harga cabai.

Terlebih, komoditas cabai merupakan salah satu penyumbang utama terjadinya inflasi di Sleman. Dengan terciptanya harga cabai yang stabil dan menjamin ketersediaan stok yang memadai sepanjang tahun, potensi inflasi dapat ditekan.

Kustini menuturkan, dari waktu ke waktu terjadi peningkatan kesadaran petani untuk menjual hasil panen di pasar lelang cabai. Hal tersebut ditunjukan dengan data cabai yang masuk di pasar lelang pada 2019 yang mencapai 5.529,43 kuintal.

Pada 2020 meningkat menjadi 6.391,56 kuintal. Hasil panen cabai di Sleman pada musim raya per hari rata rata mencapai 20 ton. Sedangkan, yang dipasarkan lewat Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) capai 10-12 ton per hari.

"Untuk musim-musim seperti saat ini jumlah cabai yang beredar di PPHPM mencapai sekitar 6-7 ton per hari," ujar Kustini.

Dalam mempermudah pengelolaan pasar lelang cabai tersebut, pengelola menggunakan kegiatan lelang cabai menggunakan aplikasi dipanen.id. Dapat diunduh melalui PlayStore guna memudahkan transaksi dan menjamin transparansi dalam lelang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement