Rabu 17 Nov 2021 10:09 WIB

Karier Dudung Meroket Sejak Bikin Patung Bung Karno di Akmil

Dudung turunkan baliho, bubarkan acara Gatot, dan terkait hilangnya patung Soeharto.

Rep: Erik PP/Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Panglima Kostrad Letjen Dudung Abdurachman.
Foto: Dok Penkostrad
Panglima Kostrad Letjen Dudung Abdurachman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Letnan Jenderal (Letjen) Dudung Abdurachman sebagai kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (17/11). Dudung menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang terpilih sebagai panglima TNI.

Dudung yang sekarang menjabat panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) kariernya meroket dalam waktu dua tahun ini. Manuver Dudung membuat patung Proklamator Sukarno di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, menjadi titik balik perjalanan kariernya di dunia militer.

Baca Juga

Pada 7 Februari 2020, Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meresmikan patung ayahnya di Akmil. Patung Bung Karno di kesatrian militer tersebut merupakan yang pertama berdiri dan itu berkat Mayjen Dudung yang kala itu menjabat sebagai gubernur Akmil. Di titik inilah, karier Dudung mulai terlihat lapang.

Pada medio Agustus 2020 atau selang enam bulan kemudian, Dudung dipromosikan menjadi panglima Kodam (Pangdam) Jaya. Dudung bertugas mengawal teritorial Ibu Kota, yang merupakan jabatan paling strategis di lingkungan Angkatan Darat bagi perwira tinggi bintang dua.

Tiga bulan kemudian atau pada November 2021, Dudung memerintahkan prajurit Garnisun Tetap I/Jakarta untuk mencopot baliho Front Pembela Islam (FPI) yang terpampang seruan Habib Rizieq Shihab (HRS) untuk menjalankan Revolusi Akhlak. Bahkan, mobil operasi Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI sampai dikerahkan ke Petamburan, dengan bunyi sirine meraung-raung.

Tidak cukup sampai di situ, Dudung juga meminta FPI dibubarkan saja jika mengganggu ketertiban masyarakat. Dudung siap menghadapi mereka yang membuat ulah di Ibu Kota.

Pada 31 September 2020, terjadi kericuhan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan (Jaksel). Komandan Kodim Jaksel Kolonel Ucu Yustiana membubarkan acara yang dipimpin Jenderal Gatot Nurmantyo karena dianggap melanggar protokol kesehatan dan belum mendapat izin dari Kementerian Sosial. Dudung pun pasang badan membela Ucu dan menyerang Gatot.

Pada pada 25 Mei 2021, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meneken surat mutasi bagi pati dan Dudung dipromosikan menjadi pangkostrad menggantikan Letjen Eko Margiyono. Eko pun digeser menjadi kepala Staf Umum (Kasum) TNI. Dudung meraih jabatan bintang tiga.

Pada 30 September 2021, Jenderal Gatot mempertanyakan musnahnya patung Jenderal Besar Soeharto di Museum Darma Bhakti Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat. Dudung membantah terlibat dalam penghancuran patung Soeharto dan menjelaskan jika hilangnya patung itu atas permintaan eks pangkostrad Letjen AY Nasution.

Kini, pada 17 November 2021, Dudung kembali mendapat kenaikan pangkat dan jabatan. Dudung menjadi KSAD ke-33 dan bakal mendapat pangkat Jenderal penuh dari Presiden Jokowi.

Jokowi pun membenarkan jika pelantikan Jenderal Andika sebagai panglima TNI, Jenderal Dudung sebagai KSAD, dan Mayjen Suharyanto sebagai kepala BNPB dihelat bersamaan di Istana Negara pada Rabu pukul 13.30 WIB. "Pelantikan Panglima (TNI) insya Allah besok, hari Rabu," ujar Jokowi di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Selasa (16/11).

Baca juga : Ditargetkan Segera, Keppres 1 Maret Jadi Hari Besar Nasional

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement