Rabu 17 Nov 2021 11:57 WIB

Demonstran Tuduh Facebook Hasut Kekerasan terhadap Muslim

Facebook dituduh menghasut kekerasan terhadap Muslim di India.

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
 Gambar close-up yang menunjukkan aplikasi Facebook di iPhone di Kaarst, Jerman, 08 November 2017 (diterbitkan ulang 07 Januari 2021).
Foto: EPA-EFE/SASCHA STEINBACH
Gambar close-up yang menunjukkan aplikasi Facebook di iPhone di Kaarst, Jerman, 08 November 2017 (diterbitkan ulang 07 Januari 2021).

IHRAM.CO.ID, MENLO PARK -- Para pengunjuk rasa berunjuk rasa di luar markas Facebook di Menlo Park. Mereka menuduh platform media sosial itu menghasut kekerasan terhadap Muslim di India.

"Pada dasarnya kami mencoba untuk membawa kesadaran kepada massa di sini atas apa yang dilakukan Facebook di India. Mereka secara teknis mempromosikan kebencian," kata Javid Ali dari American Indian Muslim Council dilansir dari FOX2 KTVN, Rabu (17/11).

Baca Juga

Menurut Ali, beberapa organisasi berbahaya telah menggunakan platform untuk memecah belah orang dan mengadu domba agama satu sama lain.

"Organisasi-organisasi ini secara terbuka menghasut massa yang menyuruh mereka membunuh Muslim, menyebut mereka pengkhianat," ujarnya.

Sebuah laporan baru-baru ini oleh Associated Press menemukan bahwa Facebook telah mengetahui tentang masalah ini selama bertahun-tahun, dan telah selektif dalam menghapus informasi yang salah dan konten anti-Muslim.

Namun para demonstran tidak percaya dan tetap menuduh Mark Zuckerberg terlibat. Menurut para Demonstran, Mark Zuckerberg tidak mengaturnya dan hanya mengutamakan keuntungan daripada kehidupan orang.

“Ketidakmampuan mereka dan menutup mata terhadap ujaran kebencian dan tidak mampu bersikap moderat itu secara langsung mengakibatkan orang kehilangan nyawa,” kata Ali.

Demonstran ingin perusahaan menghapus ujaran kebencian, mengidentifikasi kelompok berbahaya, memoderasi postingan, dan menginvestasikan sumber daya untuk menghentikan kekerasan.

"Kami ingin Mark Zuckerberg menghentikan propaganda," kata pengunjuk rasa Malika Khan. "Dia harus menggunakan Facebook untuk membantu kemanusiaan, untuk hak asasi manusia bukan untuk membunuh minoritas yang tidak bersalah," sambungnya.

Kembali pada Oktober, Facebook mengatakan kepada AP dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah berinvestasi secara signifikan dalam teknologi untuk menemukan ujaran kebencian dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Hindi dan Bengali yang telah mengurangi jumlah ujaran kebencian yang dilihat orang hingga setengahnya pada 2021.

KTVU mengulurkan tangan untuk memberikan komentar tambahan tentang protes akhir pekan tetapi tidak mendapat tanggapan sampai batas waktu. Protes serupa diadakan di kota-kota di seluruh Amerika Serikat termasuk di LA, Seattle, dan Chicago.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement