Kamis 18 Nov 2021 22:28 WIB

BMKG Masih Prediksi Banjir Susulan Terjadi di Aceh Utara

Banjir susulan berpotensi masih terjadi di Aceh Utara akibat curah hujan tinggi.

Banjir susulan berpotensi masih terjadi di Aceh Utara akibat curah hujan tinggi.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Banjir susulan berpotensi masih terjadi di Aceh Utara akibat curah hujan tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Malikussaleh Lhokseumawe mengingatkan masyarakat agar mewaspadai banjir menyusul potensi hujan dalam beberapa hari ke depan di Kabupaten Aceh Utara. "Hujan sedang hingga lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada sore hari menjelang malam berpotensi terjadi di Kabupaten Aceh Utara dan sekitarnya meliputi Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bener Meriah," kata Kepala BMKG Stasiun Malikussaleh Lhokseumawe Siswanto di Lhokseumawe, Kamis (18/11).

Ia mengatakan, potensi hujan tersebut bisa menyebabkan meluapnya sejumlah sungai, sehingga merendam pemukiman penduduk maupun areal pertanian masyarakat. Selain banjir, kata dia, hujan lebat tersebut juga berpotensi menyebabkan tanah longsor. Oleh karena itu, diperlukan kewaspadaan masyarakat menghadapi potensi bencana tersebut.

Baca Juga

"Kami mengimbau masyarakat tidak lengah dan tetap waspada akan potensi bencana alam seperti banjir dan longsor. Kami juga meminta masyarakat meningkatkan mitigasi guna mengurangi dampak yang ditimbulkan jika terjadi bencana," kata Siswanto.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara menyebutkan banjir susulan merendam empat kecamatan di daerah itu menyusul hujan lebat sejak dua hari terakhir. Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Aceh Utara Murzani mengatakan empat kecamatan yang direndam banjir susulan tersebut yakni Matang Kuli, Paya Bakong, Pirak Timu, dan Tanah Luas.

"Data sementara, tercatat 30 gampong atau desa di empat kecamatan terendam banjir dengan ketinggian berkisar 30 sentimeter hingga 1,5 meter," kata Murzani. 

Murzani mengatakan, banjir tersebut disebabkan meluapnya Krueng (Sungai) Pirak dan Krueng Kereuto. Banjir menyebabkan 217 rumah terendam, sedangkan warga terdampak mencapai 2.383 jiwa dari 768 keluarga. 

"Belum ada warga yang mengungsi, namun jika hujan masih berlangsung dan debit air terus naik, maka kemungkinan warga terpaksa mengungsi di tenda-tenda darurat yang sudah disediakan," kata Murzani.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement