Senin 22 Nov 2021 20:37 WIB

Pesepeda Minta Edukasi Penggunaan Jalur Sepeda di Bogor

Setiap tahun kecelakaan yang menimpa pengguna sepeda di jalan raya terus naik.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah pengguna sepeda melakukan aksi hormati sesama pengguna jalan di jalur sepeda, Underpass RE Martadinata, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (21/11/2021). Aksi yang dilakukan komunitas biketowork bersama sepedalipatbogor dan 41 komunitas lainnya tersebut diisi dengan doa bersama untuk seluruh korban kecelakaan lalu lintas serta sosialisasi kepada masyarakat untuk saling menjaga dan menghormati sesama pengguna jalan raya.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Sejumlah pengguna sepeda melakukan aksi hormati sesama pengguna jalan di jalur sepeda, Underpass RE Martadinata, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (21/11/2021). Aksi yang dilakukan komunitas biketowork bersama sepedalipatbogor dan 41 komunitas lainnya tersebut diisi dengan doa bersama untuk seluruh korban kecelakaan lalu lintas serta sosialisasi kepada masyarakat untuk saling menjaga dan menghormati sesama pengguna jalan raya.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Demi keamanan para pengguna sepeda, penambahan jalur sepeda dinilai menjadi hal yang mutlak untuk dilakukan segera. Hanya saja, pengguna sepeda dari komunitas Bike to Work (B2W) meminta agar fungsi pengawasan di jalur sepeda juga diperhatikan.

Ketua B2W Bogor, Roni Wang, menyebutkan sekimlah jalur sepeda di Kota Bogor dinilai masih belum nyaman. Diakibatkan adanya kendaraan yang masih parkir di ruas jalur sepeda seperti di Jalan Pajajaran, juga bergabungnya pejalan kaki di jalur sepeda seperti di sepanjang Sistem Satu Arah (SSA).

“Kami sangat senang dengan rencana pembangunan tersebut. Namun fungsi pengawasan jalurnya juga kami mohon untuk diperhatikan karena banyak sekali kendaraan yang parkir untuk waktu yg lama di beberapa ruas jalur sepeda,” ujar Roni kepada Republika, Senin (22/11).

Roni mengatakan, salah satu cara untuk membangun kesadaran pemakaian jalur sepeda, yakni dengan langsung turun ke jalan bersama Dinas Perhubungan (Dishub), Satuan Lalu Lintas, dan Satpol PP. Dimana dalam kegiatan tersebut dapat dilakukan edukasi dan sosialisasi kepada semua pengguna jalan, akan pentingnya safety riding atau berkendara yang aman.

Dia berharap, di Kota Bogor bisa dibangun jalur sepeda yang terhubung dengan seluruh rangkaian jalur sepeda dan tidak terputus, karena penggabungan dengan pejalan kaki memanfaatkan trotoar yang dibangun.

Menurut Roni, pembuatan jalur sepeda di sepanjang Jalan Juanda, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor kurang efektif karena posisinya ditinggikan, berbeda dengan konsep jalur sepeda di kota lain.

“Titik-titik yang masih perlu jadi perhatian adalah di sepanjang Jalan Pajajaran tepatnya di depan RS Mulia, hingga sebelum perempatan Warung Jambu. Serta di depan Botani Square sampai Jalan Cidangiang dan depan Terminal Bus Baranangsiang, depan Puri Begawan sampai Bale Binarum. Serta di depan Masjid Raya Bogor karena adanya parkir angkot, motor dan kendaraan pribadi,” jelasnya.

Di samping itu, sambung Roni, para pesepeda membutuhkan dukungan kuat dari pemerintah dalam memberikan keteladanan, bagaimana menggunakan fasilitas ini dengan bersepeda dari rumah ke kantor atau sebaliknya.

“Tidak harus setiap hari, tapi dari sekarang, agar penggunaan jalur sepeda dapat semakin maksimal untuk mengurangi polusi. Pelan-pelan tapi selalu dipraktekkan, harapannya Kota Bocor bisa menjadi contoh kota yang ramah dengan pesepeda,” imbuhnya.

Sebelumnya, pada Ahad (21/11), sekitar 180 pengguna sepeda dari komunitas B2W, Komunitas Sepeda Lipat Bogor, dan 41 Komunitas Pesepeda Bogor lain menggalang aksi peduli korban kecelakaan yang menimpa pesepeda di jalan raya.

Acara bertajuk ‘Ride in Peace’ ini digelar untuk memperingati Hari Mengenang Korban Kecelakaan Lalu lintas Sedunia 2021 (World Day of Remembrance for Road Traffic Victims).

Dalam catatan B2W Indonesia, sepanjang 2021 terjadi 35 kecelakaan dengan korban meninggal sebanyak 15 orang. Tahun-tahun sebelumnya antara 2017 hingga 2020 jumlah yang meninggal karena ditabrak kendaraan bermotor mencapai 88 orang.

Ketua B2W Bogor, Roni Wang, mengatakan berdasarkan data yang diterimanya, setiap tahun kecelakaan yang menimpa pengguna sepeda di jalan raya terus naik. Kemungkinan, angka tersebut naik seiring dengan meningkatnya penggunaan sepeda, untuk berolahraga maupun untuk bermobilitas.

“Kita sama-sama mengingat dan menegaskan bahwa upaya keselamatan di jalanan kita memang buruk, kebijakan demi kebijakan tidak signifikan mengurangi jumlah korban di jalan. Sebagian memang karena perilaku penggunanya,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement