Selasa 23 Nov 2021 04:17 WIB

Warga Jerman yang tak Vaksinasi Diprediksi Terinfeksi Covid

Warga Jerman didesak ikut vaksinasi atau tingkat kematian bakal meningkat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang mengantri di depan pusat vaksinasi di pasar malam Kota di Berlin, Jerman, Senin, 15 November 2021. Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan peningkatan pesat kasus baru Covid-19 di negaranya dapat membuat semua warga yang tak divaksinasi terinfeksi virus korona pada akhir musim dingin.
Foto: AP/Michael Sohn
Orang-orang mengantri di depan pusat vaksinasi di pasar malam Kota di Berlin, Jerman, Senin, 15 November 2021. Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan peningkatan pesat kasus baru Covid-19 di negaranya dapat membuat semua warga yang tak divaksinasi terinfeksi virus korona pada akhir musim dingin.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan peningkatan pesat kasus baru Covid-19 di negaranya dapat membuat semua warga yang tak divaksinasi terinfeksi virus korona pada akhir musim dingin. Dengan skenario seperti itu, angka kematian akibat Covid-19 di sana masih akan meningkat.

Jerman, pada Senin (22/11), melaporkan lebih dari 30 ribu kasus baru Covid-19 selama 24 jam terakhir. Angka itu meningkat 50 persen dibandingkan satu pekan lalu. Rumah sakit telah memperingatkan bahwa kapasitas ICU hampir habis. Hal itu menyebabkan beberapa pasien mesti dirujuk ke klinik atau fasilitas kesehatan yang lebih jauh.

Baca Juga

Jens Spahn mendesak warga Jerman untuk berpartisipasi dalam vaksinasi Covid-19. Mereka yang sudah divaksinasi lengkap enam bulan lalu, disarankan memperoleh dosis booster. “Pada akhir musim dingin ini, hampir semua orang di Jerman, akan divaksinasi, sembuh, atau meninggal (akibat Covid-19),” kata Spahn kepada awak media di Berlin.

Dia mengakui, beberapa kalangan memandang prediksi tersebut sebagai sinis. “Tapi itu benar. Dengan (Covid-19) varian Delta yang sangat menular, ini sangat, sangat mungkin, dan itulah mengapa kami sangat merekomendasikan vaksinasi,” ujar Spahn.

Ia berharap Uni Eropa dapat menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 pada anak-anak-anak akhir pekan ini. Anak-anak usia sekolah memiliki tingkat infeksi tertinggi di Jerman. Menurut Spahn, Uni Eropa akan mulai mengirimkan vaksin yang disesuaikan untuk anak-anak pada 20 Desember. Jerman, untuk gelombang awal, akan menerima 2,4 juta dosis.

Sejauh ini Jerman sudah melaporkan 5,4 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal melampaui 99 ribu jiwa. Ia menjadi salah satu negara Eropa yang menghadapi gelombang baru Covid-19.

Akhir pekan lalu, Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa Dr Hans Kluge mengaku sangat mengkhawatirkan gelombang baru infeksi Covid-19 yang sedang terjadi di Benua Biru. Hal itu mendorong negara-negara di sana menerapkan lagi pembatasan sosial dan karantina wilayah (lockdown).

Kluge menjelaskan faktor-faktor seperti musim dingin dan cakupan vaksin yang masih rendah menjadi penyebab utama munculnya gelombang baru Covid-19 di Eropa. “Covid-19 sekali lagi menjadi penyebab kematian nomor satu di wilayah kami,” ujarnya kepada BBC, Ahad (21/11).

Dia menyerukan agar lebih banyak warga Eropa berpartisipasi dalam vaksinasi. Di sisi lain, langkah-langkah kesehatan dasar masyarakat perlu diterapkan dan metode perawatan baru dikembangkan. Namun Kluge mengatakan, opsi vaksinasi wajib harus menjadi pilihan terakhir.

Menyusul munculnya gelombang baru Covid-19 di Eropa, sejumlah negara di sana memutuskan menerapkan kembali pembatasan sosial dan lockdown. Demonstrasi menentang penerapan pembatasan sosial atau lockdown pun terjadi di beberapa negara di sana.

sumber : AP News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement