Rabu 24 Nov 2021 17:54 WIB

Harga Minyak Goreng Curah di Kota Yogyakarta Masih Tinggi

Kenaikan minyak goreng curah cukup tinggi dari Rp 12 ribu jadi Rp 19 ribu per kg.

Pedagang menyusun minyak goreng curah yang telah dibungkus di pasar raya.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Pedagang menyusun minyak goreng curah yang telah dibungkus di pasar raya.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga komoditas minyak goreng curah di Kota Yogyakarta masih bertahan tinggi memasuki pekan ketiga November 2021 hingga menembus Rp 19 ribu per kilogram. Sehingga turut memengaruhi omzet pedagang.

"Dari hasil pemantauan, diketahui jika harga komoditas minyak goreng curah masih cukup tinggi, meskipun persediaannya cukup," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, saat melakukan pemantauan harga komoditas kebutuhan pokok di Pasar Kranggan, Yogyakarta, Rabu (24/11).

Naiknya harga minyak goreng curah tersebut, lanjut dia, juga turut memengaruhi daya beli masyarakat yang mengalami penurunan cukup signifikan. "Jumlah pembelian berkurang karena memang harganya cukup tinggi," katanya.

Oleh karenanya, Heroe berharap rencana intervensi yang disiapkan pemerintah dengan memberikan penugasan ke sejumlah produsen minyak goreng untuk membuat minyak kemasan sederhana atau kemasan bantal dapat membantu menurunkan harga di tingkat pedagang.

Kemasan sederhana itu rencananya dijual dengan harga Rp 14 ribu per liter. Sedangkan untuk komoditas kebutuhan pokok lain, Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan harganya stabil dan persediaannya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.

"Ada sedikit kenaikan untuk cabai karena memang saat ini musim hujan," katanya. Harga cabai rawit merah semula Rp 23 ribu per kg mengalami kenaikan menjadi Rp 25 ribu per kg, cabai merah keriting naik Rp 1.000 menjadi Rp 32 ribu per kg, dan cabai merah besar bertahan Rp 40 ribu per kg.

Sementara itu, Heri Yuwono salah seorang pedagang minyak goreng di Pasar Kranggan mengatakan, kenaikan minyak goreng curah cukup tinggi dari semula Rp 12 ribu menjadi Rp 19 ribu per kg. "Harga ini cukup tinggi. Ada juga pedagang yang menjual sampai Rp 20 ribu per kg," katanya.

Kenaikan harga minyak goreng curah tersebut, lanjut dia, berpengaruh pada penurunan omzet, dari semula dapat menjual 20-25 jerigen per hari turun menjadi 10 jerigen per hari. "Apalagi sekarang masih pandemi sehingga penurunan omzet ini sangat terasa," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement