Jumat 26 Nov 2021 19:50 WIB

Alasan Mengapa Dunia Khawatirkan Kemunculan Varian B.1.1.529

Varian B.1.1.529 diduga sudah menyebar di beberapa provinsi di Afrika Selatan.

Masker yang terbuat dari kain tradisional Afrika untuk dijual di sebuah butik di Cape Town, Afrika Selatan, 26 November 2021. Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertemu dengan pejabat kesehatan Afrika Selatan untuk membahas varian yang sangat bermutasi yang disebut B.1.1.529. 60 kasus telah dikonfirmasi di Afrika Selatan.
Foto: EPA-EFE/NIC BOTHMA
Masker yang terbuat dari kain tradisional Afrika untuk dijual di sebuah butik di Cape Town, Afrika Selatan, 26 November 2021. Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertemu dengan pejabat kesehatan Afrika Selatan untuk membahas varian yang sangat bermutasi yang disebut B.1.1.529. 60 kasus telah dikonfirmasi di Afrika Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizky Jaramaya, Lintar Satria, Fauziah Mursid, Rizky Suryarandika

Ilmuwan Afrika Selatan pada Kamis (25/11) mendeteksi varian baru baru Covid-19 yang diduga lebih menular dari varian-varian yang telah ada sebelumnya di dunia. Varian yang disebut B.1.1.529 itu memiliki konstelasi yang sangat tidak biasa dan memprihatinkan karena dapat membantu menghindari respons imun tubuh sehingga lebih menular.

Baca Juga

Dilansir Reuters, tanda-tanda awal dari laboratorium diagnostik menunjukkan, varian tersebut telah menyebar pesat di provinsi Gauteng yang paling padat penduduknya. Para ilmuwan percaya bahwa sebanyak 90 persen kasus baru di Gauteng merupakan varian B.1.1.529.

Kemungkinan varian baru itu sudah menyebar di delapan provinsi lainnya di Afrika Selatan. Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) melaporkan 2.465 kasus baru Covid-19. Beberapa ilmuwan lokal terkemuka menduga varian baru menjadi penyebab kenaikan kasus di Afrika Selatan.

Varian B.1.1.529 juga telah ditemukan di Botswana dan Hong Kong. Untuk kasus di Hong Kong, berasal dari seorang pelancong Afrika Selatan.

Afrika Selatan telah meminta pertemuan mendesak dari kelompok kerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang evolusi virus pada Jumat (26/11) untuk membahas varian baru. Meski, Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla mengatakan, masih terlalu dini untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.

Inggris mengaku khawatir dengan varian B.1.1.529 yang diidentifikasi menyebar di Afrika Selatan. Varian ini mungkin akan membuat vaksin tidak terlalu efektif dan menghancurkan upaya memerangi pandemi.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan, varian B.1.1.529 memiliki lonjakan protein yang sama sekali berbeda dari virus Corona yang asli. Padahal, vaksin-vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini diracik berdasarkan varian awal tersebut.

"Ini varian yang paling signifikan yang kami hadapi hingga saat ini dan penelitian darurat untuk mempelajari lebih banyak mengenai penularan, keparahan dan penerimaan-vaksin sedang dilakukan," kata CEO UKHSA Jenny Harries, dikutip Reuters, Jumat (26/11).

Pemerintah Inggris pun segera merespons temuan varian B.1.1.529  dengan menerapkan larangan perjalanan dari pada Afrika Selatan dan lima negara tetangganya. Kali ini Inggris bertindak jauh lebih cepat dibandingkan saat varian Delta menyebar.

"Yang kami ketahui saat ini tingginya angka mutasi, mungkin dua kali lipat dari angka mutasi yang kami lihat pada varian Delta," kata Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid.

"Dan itu menunjukkan mungkin akan lebih menular dan vaksin yang kami miliki saat ini kurang efektif menghadapinya," tambahnya.

Pada Jumat ini Inggris mengumumkan larangan terbang sementara dari Afrika Selatan, Namibia, Bostwana, Zimbabwe, Lesotho dan Eswatini. Pelancong Inggris yang baru pulang dari negara-negara tersebut harus dikarantina.

Epidemiolog dari Imperial College London Neil Ferguson mengatakan, jumlah mutasi dalam lonjakan protein B.1.1.529 tidak seperti varian yang sebelumnya. Hal ini menurutnya yang mendorong kenaikan angka kasus infeksi di Afrika Selatan.

"Oleh karena itu langkah pemerintah membatasi perjalanan dengan Afrika Selatan bijaksana," katanya.

"Namun kami belum mengetahui perkiraan pasti sejauh mana B.1.1.529 mungkin entah lebih menular atau lebih resisten terhadap vaksin, maka masih terlalu dini untuk memberikan penilaian berdasarkan bukti mengenai resiko yang mungkin ditimbulkannya," tambah Ferguson.

 

photo
Karikatur opini Varian Baru Covid-19 - (republika/daan yahya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement