Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Nabil Qashmal

BSI, Motor Ekonomi Syariah Indonesia dan Dunia

Lomba | Tuesday, 30 Nov 2021, 23:43 WIB

Bukan hal yang mustahil bahwa Indonesia akan menjadi pusat ekonomi syariah dunia. Sejak munculnya perbankan syariah di Indonesia pada 1991, ekonomi syariah terus menjadi suatu prospek yang menjanjikan bagi pertumbuhan ekonomi bangsa. Tiga puluh tahun setelahnya, penggabungan (merger) 3 bank syariah anak bank BUMN (Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah) pada 1 Februari 2021 telah menghasilkan suatu entitas bank syariah terbesar di Indonesia berjuluk Bank Syariah Indonesia (BSI). Penggabungan ini merupakan suatu proses penting dalam perkembangan ekonomi syariah nasional yang dapat meningkatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di tingkat nasional, bahkan juga menguatkan posisi Indonesia dalam pangsa pasar ekonomi syariah dunia.

Merger Bank Syariah Indonesia akan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan dan utilitas ekonomi syariah. Bagaimana tidak? Status BSI sebagai BUMN di bawah pengelolaan dan jaminan pemerintah yang sebelumnya juga telah mendapatkan kepercayaan publik (melalui ketiga bank sebelum merger) akan menjadi “aset tak berwujud” besar bagi bank yang baru berdiri ini untuk memperluas pangsa pasar ekonomi syariah. Kepercayaan ini akan menggenjot penggunaan dan pemanfaatan jasa perbankan syariah secara langsung oleh masyarakat luas, yang tentunya turut mendorong berbagai sektor perekonomian nasional. Para pengusaha, pedagang, pekerja, hingga masyarakat dari berbagai kalangan yang memanfaatkan jasa perbankan syariah, yang umumnya minim biaya dan risiko, untuk segala aktivitas bisnis besar hingga transaksi ringan sehari-hari akan merasakan manfaat, rasa aman, dan berkah dari penggunaan jasa ekonomi syariah. Jangkauan luas BSI terhadap berbagai bentuk industri, koperasi, UMKM, start-up, dan korporasi akan meningkatkan minat masyarakat dalam dan luar negeri untuk membangun usaha di Indonesia dan memanfaatkan perbankan syariah dalam layanan keuangannya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juni 2020, nilai total aset industri perbankan syariah dapat tumbuh hingga 9,22% setiap tahunnya. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan aset bank konvensional yang sebesar 4,89%. Hingga saat ini, BSI telah memiliki aset senilai lebih dari Rp240triliun. Hal ini menjadikan BSI masuk sebagai 10 besar bank syariah dengan nilai aset tertinggi di dunia. Jika ditilik dari nilai asetnya saja sudah mampu menjadi unggulan di pasar dunia, bukan tidak mungkin aspek-aspek lain dari bank syariah nasional ini juga akan menjadi yang terdepan, bahkan rujukan, di kancah keuangan syariah internasional. Potensi super besar dari perbankan dan keuangan syariah Indonesia merupakan gula manis beraroma harum yang dapat menarik dan menghadirkan investor domestik maupun asing untuk menanamkan modalnya di BSI. Besarnya modal yang datang akan menjadi kekuatan besar bagi BSI untuk mengembangkan aspek layanan syariahnya. Sangat mungkin jika di kemudian hari berbagai produk atau terobosan baru dari BSI akan menjadi percontohan bagi bank-bank syariah lain di Indonesia ataupun dunia sehingga BSI dapat berperan sebagai rujukan ekonomi syariah skala dunia.

Layanan perbankan syariah sejatinya bukan hanya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat muslim, melainkan masyarakat nonmuslim pun tidak ada halangan sama sekali baginya untuk turut menggunakan produk jasa perbankan syariah. Memang Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia yang dengan modal ini ditambah dengan kesadaran masyarakat muslim akan pentingnya “berekonomi secara syariah” dalam kehidupan sehari-hari, akan mampu mengeksploitasi besar-besaran seluruh jasa dan produk perbankan dan keuangan syariah. Namun lebih dari itu, perbankan syariah juga memiliki peluang besar untuk mendobrak pasar di kalangan nonmuslim. Dukungan besar dari pemerintah dan adanya bukti berbagai keuntungan dan kemudahan layanan perbankan syariah oleh BSI akan mampu menjadi daya tarik yang memikat bagi kalangan nonmuslim. Bahkan, di beberapa negara Eropa di mana perbankan syariah juga sedang berkembang, masyarakat nonmuslim sangat meminati penggunaan jasa perbankan syariah. Hal yang sama sangat mungkin terjadi di Indonesia. Jika besarnya populasi muslim dan nonmuslim di Indonesia secara agregat memanfaatkan jasa perbankan syariah BSI, dapat dipastikan bahwa negara berpopulasi muslim terbesar di dunia ini akan menjadi pusat ekonomi syariah dunia.

Sejak merger, BSI terus memperbesar komitmen dalam bertransformasi sebagai layanan perbankan digital. Penulis yang telah menggunakan aplikasi mobile banking bank syariah BUMN sebelum dan sesudah merger sangat merasakan perubahan signifikan pelayanan digital tersebut. Berbagai fitur seperti pembukaan rekening secara digital sepenuhnya hingga pemanfaatan Biometric Recognition dalam aplikasi tersebut telah menjadi suatu keunggulan dan kemudahan baru. Hal ini menjadi bukti arti penting kehadiran BSI yang turut mempermudah dan menyederhanakan layanan digital bank syariah menjadi lebih futuristik, nyaman dilihat, dan mudah digunakan oleh para penggunanya. Jika layanan-layanan digital lainnya terus dikembangkan oleh BSI yang sudah dimerger, tentunya akan sangat mampu menarik nasabah dalam dan luar negeri untuk membuka akun.

Kontribusi ekonomi dan keuangan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi negara telah menjadi hal yang nyata dan pasti. Upaya merger Bank Syariah Indonesia merupakan langkah awal penguatan ekonomi syariah nasional. Jika hal ini dilanjutkan dengan kesadaran dan kerja sama apik dari seluruh elemen negara termasuk masyarakat, tentunya dapat mengantarkan perekonomian syariah Indonesia menuju kekuatan besar dan masa depan gemilang di pasar ekonomi syariah dunia. Dengan demikian, kita dapat optimis bahwa BSI di masa depan merupakan motor penggerak ekonomi syariah Indonesia dan dunia.

Referensi

Amanda, Gita. (2021). Tingkatkan Transaksi Digital, BSI Gelar Undian Total Rp 1 M. Diakses melalui republika.co.id/berita/qyah9o423/tingkatkan-transaksi-digital-bsi-gelar-undian-total-rp-1-m

Harahap, Sunarji. (2021). Arti penting merger Bank Syariah Indonesia (BSI). Diakses melalui https://retizen.republika.co.id/posts/10656/arti-penting-merger-bank-syariah-indonesia-bsi

Situs Resmi Kementerian Keuangan RI. (2021). Merger bank syariah dorong pertumbuhan perbankan syariah. Diakses melalui https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/merger-bank-syariah-dorong-pertumbuhan-perbankan-syariah/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image