Kamis 02 Dec 2021 16:04 WIB

JK Analogikan NU Seperti Franchise McDonald

JK menilai NU memajukan perekonomian umat Islam di Indonesia.

Rep: Nawir Arsyad/ Red: Muhammad Hafil
 JK Analogikan NU seperti <em>Franchise</em> McDonald. Foto: Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla dalam diskusi satu abad Nahdatul Ulama (NU) di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (2/12).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
JK Analogikan NU seperti Franchise McDonald. Foto: Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla dalam diskusi satu abad Nahdatul Ulama (NU) di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla (JK) menyampaikan salah satu kehebatan Nahdatul Ulama (NU). Salah satunya adalah sistem dalam memajukan perekonomian umat Islam di Indonesia.

Bahkan, ia menganalogikan NU seperti perusahaan waralaba di sektor makanan cepat saji, McDonald. Pasalnya McDonald tak dimiliki oleh satu orang, tetapi menghasilkan lebih banyak dampak ke masyarakat.

Baca Juga

"Kalau NU itu kaya franchise, Mcdonald, semua itu Mcdonald itu adalah yang punya beda-beda, tapi sistemnya yang terbaik dan teruji," ujar JK di Kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jakarta, Kamis (2/12).

Hal tersebut tercermin dari banyaknya pondok pesantren yang dimiliki oleh orang-orang NU, tapi tak menjadi milik organisasi masyarakat (ormas) tersebut. Namun, dari pesantren-pesantren tersebut berdampak positif kepada masyarakat.

"Bagaimana pesantren itu dididik, saya bilang orang-orang NU itu entrepreneurshipnya itu tinggi. Karena bisa dirikan pesantren ribuan tanpa campur tangan (pihak lain)," ujar JK.

JK mengatakan, NU berbeda dengan Muhammadiyah yang memiliki banyak fasilitas umum, seperti sekolah dan rumah sakit. Orang-orang NU disebutnya memiliki kesadaran untuk memajukan umat Islam.

"NU harus dapat mengubah suatu keadaan. Jadi bagaimana PKB mendorong itu atau NU mendorong itu bicara soal UMKM. Saya ingatkan kembali NU didirikan oleh para pengusaha para pedagang," ujar JK.

Sementara itu, Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan partainya perlu berperan bagi NU. Terutama dalam menyambut 100 tahun kedua bagi organisasi masyarakat (ormas) tersebut.

"PKB tidak bisa lepas dari kontribusi dan pemikiran, serta ikhtiar kita untuk bersama-sama membawa Nahdlatul Ulama semakin bermanfaat dan punya peran bagi negara bangsa," ujar Muhaimin.

Ia menjelaskan, PKB juga memiliki tanggung jawab dalam membesarkan NU yang kini sudaj berusia 100 tahun. Terutama jelang diselenggarakannya Muktamar ke-34 untuk memilih ketua umum NU.

"Kita Harus berpikir 100 tahun yang kedua, yang kedua ini momentum strategis dan penting untuk memberikan masukan kepada muktamirin dan muhtamirot yang akan yang akan menyelenggarakan perhelatan penting," ujar Muhaimin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement