Jumat 03 Dec 2021 13:00 WIB

Pameran Yunus Emre Insitute Gambarkan Rute Haji Ottoman

Rute haji Ottoman dihidupkan kembali dalam cahaya visual yang berharga.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Pasukan elite Ottoman, Janissary, yang berasal dari anak yatim.
Foto: Google.com
Pasukan elite Ottoman, Janissary, yang berasal dari anak yatim.

IHRAM.CO.ID, LONDON -- Yunus Emre Insitute (YEE) cabang London meluncurkan pameran baru pada 18 November. Pameran ini berfokus pada rute haji Ottoman. Tak hanya menampilkan karya-karya dan artefak, kegiatan ini juga disertai dengan serangkaian pembicaraan, seputar topik “Pameran Perjalanan Suci: Menemukan Kembali Rute Haji Ottoman”. Kegiatan ini tetap dibuka untuk pengunjung hingga 17 Desember.

Ibadah Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan harus dilakukan oleh semua Muslim dewasa, yang mampu secara fisik dan finansial, setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka. Perjalanan haji merupakan ziarah ke Makkah, yang menjadi perjalanan yang sangat personal dan spiritual bagi setiap Muslim.

Baca Juga

Selama berabad-abad, ketika teknologi belum berkembang seperti saat ini, perjalanan suci berlangsung selama berbulan-bulan melalui darat. Hal ini meninggalkan banyak jejak fisik dan spiritual di seluruh dunia, yang masih dialami oleh orang-orang dari seluruh penjuru dunia hingga saat ini.

Dilansir di Daily Sabah, Jumat (3/12), meskipun sultan-sultan Utsmaniyah sangat ingin menunaikan haji, memahami dan merayakan pentingnya haji, tidak ada sultan yang dapat meninggalkan tahta dalam waktu yang lama dan melaksanakan tugas haji mereka.

Selama 400 tahun kekuasaan mereka di Tanah Suci, semua sultan bersaing satu sama lain untuk melayani tempat-tempat suci ini dengan cara terbaik, dengan mengadopsi gelar "Hadim'ul Haremeyn-üş erifeyn" yang berarti hamba Makkah dan Madinah.

Mereka juga memiliki banyak pekerjaan yang dibangun di sepanjang rute, dengan tujuan membuat rute ziarah lebih mudah dan lebih aman bagi para peziarah.

Dengan penaklukan Damaskus, Mesir dan Hijaz di bawah pemerintahan Sultan Selim I, rute haji berubah. Rute baru dimulai dari Balkan melalui Istanbul, Anatolia melalui Damaskus dan Yerusalem.

Dengan pengawasan Utsmaniyah, rute tersebut memperlihatkan perkembangan, mulai dari gedung-gedung publik, masjid, tangki air dan karavan yang semarak. Semua pembangunan ini memberikan perubahan dari sisi sosial, budaya dan ekonomi yang dramatis di wilayah sekitarnya.

“Perjalanan Suci: Menemukan Kembali Pameran Rute Haji Ottoman” ini dikuratori oleh Profesor Andrew Petersen, direktur penelitian Arkeologi Islam di Universitas Wales Trinity Saint David, yang memetakan perjalanan suci ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement