Senin 13 Dec 2021 19:47 WIB

'Moderasi Beragama untuk Kedamaian dan Keutuhan NKRI'

Menurut Gus Muwafiq, tidak ada satupun di dunia bisa berdiri sendiri.

Ulama KH. Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ulama KH. Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Indonesia adalah negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika yang terdiri dari beragam suku, agama, ras, bahasa, pulau, dan sebagainya, dalam naungan Garuda Pancasila. Untuk itulah, di era sekarang ini para kiai dan ulama harus menggaungkan moderasi untuk menciptakan perdamaian dan memperkuat persatuan NKRI.

"Kiai harus bicara moderasi beragama, soalnya kalau kita tidak damai, apalagi sampai terjadi konflik, kehidupan akan berhenti. Pengusaha dan pasar tidak terserap. Makanya kedamaian itu penting dan moderasi beragama dalah langkah untuk menciptakan perdamaian bersama. Kita boleh berbeda dalam hal apapun, tapi yang kita pijak adalah bumi yang sama, dan tanah air yang sama," kata KH Ahmad Muwafiq pada pembukaan Muktamar Pemikiran dan Halaqah Kiai/Nyai Muda bertema "Menguatkan Moderasi Beragama Sebagai Gerakan Civil Society" yang digelar selama tiga hari di Pondok Pesantren Al Falak, Pagentongan, Bogor, Senin (13/12).

Gus Muwafiq menegaskan bahwa moderasi beragama itu sangat penting. Menurutnya, tidak ada satupun di dunia bisa berdiri sendiri. Artinya, moderasi itu adalah memahami bahwa ada sesuatu yang saling membutuhkan dan saling ketergantungan dalam hal apapun. Contohnya, agama butuh moderasi karena agama mengantarkan manusia dari dunia ke akhirat.

Ia melanjutkan, dalam konteks dunia itu temannya banyak. Seperti salat ada temannya yaitu masjid. Kemudian masjid temannya BPN karena ada urusan tanah. Lalu tanah berurusan dengan negara. Sementara haji itu urusan akhirat. Tapi ada urusan dengan pesawat yang justru harus dibuat oleh yahudi, juga urusan dengan perbankan terkait pembiayaan.

"Nah, konsep ini harus dipahami. Makanya dunia ini sebenarnya adalah rangkaian dari sekian banyak perbedaan yang disatukan dalam sebuah penyatuan rangkaian-rangkaian yang kadang kita tidak mengerti bahwa kita harus rukun dan saling memahami," kata Gus Muwafiq.

Tapi, lanjut Gus Muwafiq, masalahnya sekarang masalah moderasi ini bukan dari ekstrenal, tapi justru di internal umat Islam sendiri. Bagaimanapun pilihan konsep hidup bersama di Indonesia secara agama, telah dipilih para pendiri bangsa dengan konsep Ra’iyyah yaitu "kullukum ro'in, wakullukum mas ulun 'aro'iyyatihi" yang artinya setiap kalian adalah pemimpin dan Setiap kalian akan di mintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.

"Konsep Ra’iyyah ini adalah konsep dimana hidup bersama dan saling bertanggung jawab. Kita bukan vox populi vox dei bukan suara mayoritas itu adalah suara Tuhan karena itu bisa menjadi diktator," tutur Gus Muwafiq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement