REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tiba di Jakarta berbarengan dengan kedatangan penasihat Presiden Rusia Vladimir Putin, Nikolay Patrushev. Kunjungan Blinken ke Indonesia dilakukan tidak lama setelah AS memperingatkan Rusia akan ada konsekuensi ekonomi jika Moskow memutuskan menggelar serangan ke Ukraina.
Patrushev dianggap sebagai pejabat senior tertinggi ketiga di pemerintah Rusia. Tidak lama setelah Blinken mendarat, kedutaan Besar Rusia di Jakarta mengumumkan kedatangannya selama dua hari seperti menteri luar negeri AS.
Tidak ada indikasi keduanya akan bertemu di Jakarta. Selain itu tidak ada tanda-tanda mereka saling mengetahui kehadiran satu-sama lain di Indonesia, mitra penting di kawasan dan tuan rumah kantor pusat asosiasi negara Asia Tenggara, Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Kementerian Luar Negeri juga membantah dua kunjungan itu sebagai bentuk persaingan.
"AS dan Rusia keduanya merupakan mitra baik Indonesia. Indonesia akan terus mengembangkan sikap saling percaya atau strategic trust dengan semua negara, semua mitra Indonesia. Strategic trust ini sangat penting bagi dasar untuk membangun kerja sama yang saling menghargai dan menguntungkan dan Indonesia sangat berkomitmen untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang damai, stabil dan makmur," kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, Selasa (14/12).
Blinken bertemu dengan Presiden Joko Widodo sementara Kedutaan Besar Rusia mengatakan Patrushev akan berbicara dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Mahfud MD. Blinken berangkat dari Liverpool usai pertemuan negara-negara kaya G7 di Inggris. Ia dan rekan-rekannya di G7 meminta Rusia menurunkan 'ketegangan' di perbatasan Ukraina.
"Penggunaan kekuatan untuk mengubah perbatasan sangat dilarang oleh hukum internasional. Rusia tidak boleh ragu agresi militer lebih lanjut pada Ukraina akan menimbulkan konsekuensi dan respons yang sangat merugikan," kata negara-negara G7 dalam pernyataan gabungan.
Pernyataan itu disampaikan setelah Presiden AS Joe Biden menggelar pertemuan via video dengan Putin. Dalam pertemuan itu, Biden menegaskan invasi Rusia ke Ukraina akan mengakibatkan konsekuensi 'yang menghancurkan' perekonomian Rusia.
Moskow membantah berencana menggelar serangan ke Ukraina dan menuduh Kiev bersikap agresif. Departemen Luar Negeri AS mengatakan fokus Blinken pindah dari pertemuan di Liverpool yang fokus pada ancaman Rusia menjadi fokus pada ancaman China saat berkunjung ke Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi, Blinken 'menyampaikan dukungan AS pada kepemimpinan Indonesia di Indo-Pasifik sebagai demokrasi terbesar ketiga di dunia dan pendukung ketertiban berbasis peraturan internasional'. Blinken juga mengungkapkan keprihatinan yang mendalam mengenai perkembangan di Myanmar.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
