Selasa 14 Dec 2021 15:33 WIB

Gubernur NTT: Belum Ada Laporan Kerusakan Akibat Gempa

BMKG menyatakan peringatan dini tsunami akibat gempa telah berakhir.

Gubernur NTT: Belum Ada Laporan Kerusakan Akibat Gempa. Seorang ibu dipapah anaknya saat mengungsi ke tempat yang lebih aman menyusul adanya peringatan dini tsunami di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (14/12/2021). Gempa berkekuatan 7,4 skala richter pada pukul 11.20 Wita di Laut Flores tersebut disusul adanya peringatan dini tsunami dari BMKG sehingga mengakibatkan warga di Kota Maumere berhamburan mengungsi karena trauma dengan tsunami yang pernah terjadi pada tahun 1992.
Foto: ANTARA/Siska
Gubernur NTT: Belum Ada Laporan Kerusakan Akibat Gempa. Seorang ibu dipapah anaknya saat mengungsi ke tempat yang lebih aman menyusul adanya peringatan dini tsunami di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (14/12/2021). Gempa berkekuatan 7,4 skala richter pada pukul 11.20 Wita di Laut Flores tersebut disusul adanya peringatan dini tsunami dari BMKG sehingga mengakibatkan warga di Kota Maumere berhamburan mengungsi karena trauma dengan tsunami yang pernah terjadi pada tahun 1992.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, belum ada laporan tentang adanya kerusakan maupun korban jiwa akibat terjadinya gempa bumi magnitudo 7,4 di Pulau Flores dan Sumba.

"Kami telah berkoordinasi dengan para bupati yang dilanda gempa bumi untuk melakukan berbagai antisipasi terhadap terjadinya gempa bumi ini," kata Viktor, Selasa (14/12).

Baca Juga

Pemerintah NTT, menurut Viktor, belum menerima laporan dari kabupaten terdampak gempa baik di Pulau Flores, Lembata, maupun Sumba tentang adanya kerusakan maupun korban jiwa. Gempa bumi dirasakan hampir di seluruh Pulau Flores dan sebagian Pulau Sumba.

Viktor berharap warga di Provinsi NTT tetap tenang. Dia meminta warga yang sempat mengungsi kembali ke rumah masing-masing karena sesuai pemberitahuan dari BMKG, gempa sudah tidak lagi berpotensi tsunami.

"Apabila pulang ke rumah agar memastikan bangunan rumah yang ditempati itu aman dan masih bisa ditempati sehingga bisa meminimalkan terjadinya korban jiwa apabila ada potensi gempa bumi susulan," ujarnya.

Dia mengatakan apabila terjadi gempa bumi susulan, masyarakat diminta mengungsi ke titik-titik kumpul yang telah ditentukan. "Walaupun BMKG sudah menyatakan potensi tsunami sudah berakhir, masyarakat di Pulau Flores, Lembata, dan Sumba tetap waspada," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan peringatan dini tsunami di wilayah Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara telah berakhir. Peringatan dini dikeluarkan seusai gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,4 yang mengguncang barat laut Larantuka-NTT, Selasa (14/12).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, hingga pukul 13.24 WITA atau lebih dari 2 jam setelah kejadian gempa bumi, yaitu 11.20 WITA ternyata BMKG mendeteksi tidak terjadi lagi kenaikan muka air laut. "Maka peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir," ujarnya saat konferensi virtual BMKG, Selasa (14/12).  

Ia melanjutkan, BMKG meminta pemerintah daerah seperti wakil gubernur dan bupati supaya menyampaikan kepada masyarakat bahwa peringatan dini tsunami berakhir. Artinya, masyarakat bisa kembali ke tempat masing-masing. 

Dwikorita mengungkap hasil permodelan BMKG mengungkap bahwa gempa bumi di Larantuka berpotensi tsunami dengan tingkat ancaman waspada. "Artinya, maksimum ketinggian tsunami adalah setengah meter. Ancaman waspada terjadi di Flores Timur bagian utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara, dan Pulau Lembata," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement