Kamis 16 Dec 2021 17:42 WIB

Menag Ingin BUMN Jadi Bapak Angkat Kemandirian Pesantren

Pesantren diharapkan mampu menjadi penggerak sekaligus daya ungkit ekonomi nasional.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Menag Ingin BUMN Jadi Bapak Angkat Kemandirian Pesantren. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menag Ingin BUMN Jadi Bapak Angkat Kemandirian Pesantren. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berharap mitra BUMN dan swasta berkolaborasi bersama pemerintah dengan menjadi bapak angkat dalam upaya mengungkit kemandirian ekonomi pondok pesantren di Indonesia. Hal ini disampaikan Menag saat membuka Pesantren Economic Forum bertema "Membangun Kemandirian Ekonomi Pesantren Melalui Kolaborasi Inc."

"Kita berharap kepada mitra BUMN dan swasta mau menjadi bapak angkat dalam mengungkit kemandirian dan ekonomi pondok pesantren. Kalau ini bisa konsisten, saya optimistis pada waktunya pondok pesantren akan mampu menjadi penggerak sekaligus daya ungkit bagi ekonomi nasional sebagaimana yang diharapkan Presiden Joko Widodo," kata Yaqut dilansir dari laman resmi Kemenag, Kamis (16/12).

Baca Juga

Yaqut mengatakan, melalui forum ekonomi pesantren, Kemenag berusaha mendekatkan pondok pesantren dan pengusaha. Insya Allah komitmen bersama untuk kemandirian pesantren akan terwujud.

Pesantren mengemban misi utama yaitu fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi. Dalam forum ini akan membahas fungsi pemberdayaan.

 

Menurutnya, pendidikan dan dakwah itu diilustrasikan sebagai kolam kecil pesantren. Sementara pemberdayaan ekonomi adalah kolam besarnya. "Jangan sampai kita mengharap kolam yang kecil namun kita melupakan kolam besar," ujarnya.

Ia membandingkan jumlah pesantren di Indonesia yang mencapai 32 ribu dengan salah satu outlet ritel terbesar di Indonesia yang memiliki 20 ribu outlet. Kalau 32 ribu outlet berbasis pesantren bisa dimaksimalkan, maka bisa dibayangkan efek dan dampak ekonomi yang akan terjadi, bukan hanya bagi pondok pesantren tapi juga bagi pelaku usaha dan ekosistem yang ada di dalamnya.

Belajar dari pengalaman dan peluang itulah Kemenag menjadikan kemandirian pesantren sebagai program prioritas. Yaqut menyampaikan bahwa program kemandirian pesantren bukan sesuatu yang baru atau pertama dilakukan. Sebelumnya program ini juga pernah dijalankan oleh pemerintah bersama kementerian dan lembaga lainnya.

Namun, menurutnya, program tersebut tidak tepat sasaran dalam rangka mengungkit kekuatan ekonomi pesantren agar bisa mandiri. "Setelah kami telusuri ada banyak gelaran pelatihan dari pemerintah dan entitas lainnya kepada pondok pesantren tanpa dibarengi modal. Begitu juga ada yang diberi modal tapi tanpa ada pelatihan dan panduan sehingga akhirnya tidak sesuai tujuan," ujar Yaqut.

Ia menegaskan, belajar dari pengalaman maka bantuan yang diberikan kepada pondok pesantren dalam program kemandirian pesantren akan dikawal dari hulu hingga hilir. Sehingga bisa dirumuskan entitas bisnis apa yang bisa dilakukan pondok pesantren sesuai spesifik masing-masing pondok pesantren.

"Tahun ini ada 105 model kemandirian pondok pesantren dan tahun 2024 nanti akan ada 5.000 pondok pesantren yang akan menjadi model penguatan kemandirian ekonomi pesantren. Kita akan berikan modal, pendampingan hingga manajemen pemasaran," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement