Jumat 17 Dec 2021 13:58 WIB

Cegah Omicron Meluas, Wapres: Perketat Prokes dan Percepat Vaksinasi

Vaksinasi dipercepat khususnya bagi daerah yang cakupan vaksinasinya masih rendah.

Rep: fauziah mursid/ Red: Hiru Muhammad
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada seorang sopir bus di Terminal Bis Pakupatan, Serang, Banten, Jumat (17/12/2021). Vaksinasi digelar untuk mencegah merebaknya kembali penularan COVID-19 menjelang masa libur Natal dan Tahun Baru.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada seorang sopir bus di Terminal Bis Pakupatan, Serang, Banten, Jumat (17/12/2021). Vaksinasi digelar untuk mencegah merebaknya kembali penularan COVID-19 menjelang masa libur Natal dan Tahun Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak semua elemen masyarakat memperketat penerapan protokol kesehatan, terutama penggunaan masker. Wapres mengatakan, langkah ini dilakukan untuk mencegah meluasnya varian Omicron di Tanah Air.

"Kemudian yang kedua karena ini sudah mulai masuk, maka kita memperketat protokol kesehatan, terutama masker, kemudian juga PeduliLindungi dan juga hal-hal lain yang menyangkut testing, tracing, ini juga terus akan kita pergiat," ujar Wapres di sela kunjungan kerja ke Provinsi Bali, Jumat (17/12).

Baca Juga

Wapres juga meminta agar vaksinasi dipercepat khususnya bagi daerah yang cakupan vaksinasinya masih rendah. Ia mengatakan, Januari mendatang vaksinasi booster atau dosis ketiga juga akan dimulai untuk meningkatkan perlindungan bagi masyarakat.

Wapres menambahkan, begitu juga mobilitas masyarakat perlu diperketat dengan pelaksanaan PPKM yang disesuaikan dengan level masing-masing daerah."Walau tidak di level 3 kan bisa dilakukan pengetatan-pengetatan PPKM ini," ujar Kiai Ma'ruf.

Wapres mengatakan, pengalaman kasus varian Delta pada pertengahan tahun ini harus dijadikan pelajaran, agar tidak terulang pada varian Omicron. Karena itu, ia meminta antisipasi semua pihak untuk mengantisipasi meluasnya Omicron."Kita harus terus antisipasi di Indonesia untuk mengawal, cukup (kasus) yang ada saja agar tidak bertambah lagi, karena ini akan berdampak pada ekonomi kita," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement