Sabtu 18 Dec 2021 16:29 WIB

Pakistan Gandeng Negara OKI untuk Bantu Afghanistan

Pertemuan negara OKI bukan merupakan bentuk pengakuan terhadap Taliban.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pejuang Taliban mengamankan daerah itu setelah sebuah bom pinggir jalan meledak di Kabul Afghanistan, Senin 15 November 2021. Bom itu meledak di jalan yang sibuk di ibukota Afghanistan pada hari Senin, melukai dua orang, kata polisi.
Foto: AP/Petros Giannakouris
Seorang pejuang Taliban mengamankan daerah itu setelah sebuah bom pinggir jalan meledak di Kabul Afghanistan, Senin 15 November 2021. Bom itu meledak di jalan yang sibuk di ibukota Afghanistan pada hari Senin, melukai dua orang, kata polisi.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan menggandeng negara-negara Muslim untuk membantu  mencegah bencana ekonomi dan kemanusiaan di Afghanistan. Beberapa menteri luar negeri dari 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dijadwalkan bertemu di Islamabad pada Ahad (19/12) untuk membahas langkah-langkah dalam membantu Afghanistan.

Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi, mengatakan, pertemuan negara-negara OKI bukan merupakan pengakuan resmi terhadap rezim Taliban yang saat ini menguasai Afghanistan. Qureshi mengatakan, negara-negara besar  termasuk Amerika Serikat, Rusia, China dan Uni Eropa akan mengirim perwakilan khusus ke pertemuan puncak OKI.  Menteri Luar Negeri Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban, Amir Khan Muttaqi juga akan menghadiri konferensi tersebut.

Baca Juga

"Tolong jangan tinggalkan Afghanistan. Silakan terlibat. Kami berbicara untuk rakyat Afghanistan. Kami tidak sedang membicarakan kelompok tertentu. Kami berbicara tentang orang-orang Afghanistan," ujar Qureshi.

Afghanistan menghadapi krisis ekonomi dan bencana kemanusiaan sejak Taliban kembali berkuasa. Amerika Serikat telah membekukan sebagian besar aset Afghanistan senilai miliaran dolar. Selain itu, pendanaan internasional ke Afghanistan juga telah dihentikan.

Pakistan telah berada di garis depan dalam mendesak keterlibatan dunia untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan. Qureshi telah memperingatkan bahwa, kehancuran total di Afghanistan akan merugikan upaya untuk memerangi terorisme dan memicu eksodus besar-besaran. "Pengungsi akan menjadi migran ekonomi, yang berarti mereka tidak ingin tinggal di negara tetangga Pakistan dan Iran, tetapi akan mencoba mencapai Eropa dan Amerika Utara," ujar Qureshi.

Qureshi juga memperingatkan bahwa, jika warga Afghanistan dibiarkan tanpa bantuan, maka kelompok-kelompok militan seperti Alqaidah dan afiliasi ISIS regional akan berkumpul kembali, serta berkembang di tengah kekacauan.

Qureshi berharap, pertemuan tingkat tinggi OKI dapat menjadi kesempatan bagi negara-negara Muslim dunia untuk menekan Taliban. Terutama tentang keharusan mengizinkan anak perempuan bersekolah di semua tingkatan, serta mencabut larangan bekerja bagi perempuan.

Wakil Direktur Program Asia Wilson Center yang berbasis di Washington, Michael Kugelman, mengatakan negara-negara OKI dapat berbuat lebih banyak untuk membantu menyelesaikan krisis Afghanistan. Kugelman menyarankan agar negara OKI dapat menggandeng ulama dan berinteraksi langsung dengan Taliban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement