Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Handoko Andriano

Depresi: Atasi atau Bunuh Diri?

Curhat | Sunday, 19 Dec 2021, 09:13 WIB
Sumber gambar: Unsplash

Jika kamu mendengar kata kehidupan, apa yang terlintas dalam pikiran kamu? Pasti setelah mendengar kata tersebut banyak hal yang terlintas ya dalam pikiran kita, dari sesuatu yang menyenangkan sampai sesuatu hal yang tidak menyenangkan. Suka dan duka berjalan hari demi hari yang kita sendiripun tidak mengetahui kejadian yang akan terjadi selanjutnya. Kamu pernah merasa tidak? Kalau dinamika kehidupan ini membuat kita sebagai manusia memiliki tantangan tersendiri dalam menjalani akan namanya kehidupan karena hidup ini tidak selalu berjalan dengan indah, terkadang banyak rintangan yang membuat kita putus asa dalam menjalani hidup ini. Hidup itu seperti kita mandi hujan saat kecil, "saat hujan, bukan lalu kita harus lari dan berteduh, tetapi dari hujan itu kita menikmatinya".

Hidup segan, mati tidak mau

“Kenapa hidupku seperti ini?” Pasti kata itu sering muncul di dalam hati kita, karena merasa tidak pantas hidup di dunia ini dan sering terlintas dalam pikiran untuk bunuh diri karena stres, depresi, anxiety, sudah menyerang batin ini. Kalau suasana hati kalian sedang kacau, kalian pernah terpikirkan untuk bunuh diri tidak? Bunuh diri merupakan upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mengakhiri kehidupan secara sadar berupaya untuk mati (Muhith, 2015). Seseorang biasanya melakukan bunuh diri karena merasa tidak berarti lagi hidupnya, masalah dalam hidupnya selalu hadir tanpa henti, teman, saudara, bahkan keluarga tidak peduli kepadanya. Saat kita bersedih karena masalah akan hidup ini, air mata selalu menjadi teman terbaik kita disaat menangis dalam sepi dan berdoa kepada sang Ilahi.

Depresi: Apakah aku harus mati?

Apakah kalian tahu? Kalau salah satu penyebab seseorang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri itu karena depresi. Menurut Iyus Yosep (2007), depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif, mood) yang ditandai kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah hidup, tidak ada semangat, dan merasa tidak berdaya, perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa. “Apakah aku harus mengakhiri hidup ini?” Orang yang depresi menarik kesimpulan yang salah dan akibat dari menilai negatif dirinya, dunianya dan masa depannya, sehingga suasana hatinya depresif, kemampuannya lumpuh, menolak harapan-harapan, mempunyai harapan bunuh diri dan terjadi kenaikan ketegangannya (Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI et al., 2017). Jangan pernah mencoba ya untuk melakukan percobaan bunuh diri, Carilah pertolongan dari keluarga atau teman dekat jika dirasa kita membutuhkan pertolongan dan jika kalian memiliki teman atau keluarga yang membutuhkan pertolongan jangan dijauhi ya, melainkan kita temani agar hatinya bisa lebih tenang.

Lalu, bagaimana cara menangani depresi?

1. Mengubah pola hidup

Sumber gambar: Unsplash

Pertama, ubah pola hidup kita dengan membiasakan olahraga, karena dengan olahraga kita bisa menghasilkan pikiran dan perasaan positif, lho. Sehingga, kita bisa menghalangi munculnya mood negatif. Selain itu, kita juga bisa dapat mengatur pola makan seperti, mengurangi minum kafein dan rutin untuk minum vitamin. Selanjutnya, jangan lupakan beribadah dan berdoa kepada sang pencipta ya dan yang terakhir kita bisa melakukan rekreasi atau melakukan hal yang kita sukai karena itu bisa merilekskan pikiran dan hati menjadi senang.

2. Terapi psikologi

Sumber gambar: Unsplash

Terapi psikologi ada bermacam-macam jenis, yakni ada terapi interpersonal, terapi humor, terapi kognitif atau CBT (Cognitive Behavioral Therapy).

3. Pengobatan

Sumber gambar: Unsplash

Lalu, yang terakhir kita bisa berkonsultasi kepada dokter kejiwaan/psikiater. Nanti psikiater akan beri kita beberapa obat antidepresan jika diperlukan, seperti: lithium, MAOIs, Tricyclics. Beberapa psikiater juga ada yang meresepkan perangsang jiwa (psychostimulant), obat yang dipakai untuk mengobati gangguan deficit perhatian (attention deficit disorder) (Dirgayunita, 2016).

Jangan ragu untuk menangis

Menangis bisa menjadi pelarian terbaik daripada kita harus mengakhiri hidup kita dengan bunuh diri. Masih banyak hal indah teman-teman yang menantikan dirimu dan segera datang setelah cobaan ini berlalu. Tuhan sedang mempersiapkan pelangi terbaik yang akan diberikan kepadamu setelah badai berlalu. Menangis bukan berarti kita lemah, karena itu adalah hal yang wajar dari manusia untuk meluapkan segala emosinya, dengan menangis hati kita akan menjadi lebih jernih sehingga kita dapat melihat sebenarnya apa hikmah dari semua permasalahan duniawi ini. Hidup memang seringkali membuat kita frustasi dan sulit untuk dijalani, banyak dinamika yang tidak terduga di kehidupan ini. Namun, bunuh diri bukan suatu pilihan dan kematian tidak pernah menjadi jawaban dari permasalahan itu, karena sejatinya kebahagian itu adalah pilihan. Lanjutkan hidupmu, walau semangat kadang surut dan langkah kaki kadang terasa berat. Sungguh, walapun harus pelan tertatih, itu jauh lebih mulia daripada harus bunuh diri.

Referensi:

Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya. Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi, 1(1), 1–14. https://doi.org/10.33367/psi.v1i1.235

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi). Penerbit Andi.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI, Sulistyorini, W., & Sabarisman, M. (2017). DEPRESI: SUATU TINJAUAN PSIKOLOGIS. Sosio Informa, 3(2). https://doi.org/10.33007/inf.v3i2.939

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image