Senin 20 Dec 2021 11:24 WIB

OKI Bentuk Dana Perwalian Kemanusiaan untuk Afghanistan

Dana ini bertujuan membantu jutaan orang warga Afghanistan yang menghadapi kelaparan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Seorang ibu menggendong bayinya saat menjalani perawatan di bangsal gizi buruk Rumah Sakit Anak Nasional Ataturk di Kabul, Afghanistan, Kamis, 2 Desember 2021. Menurut angka PBB dari awal November, hampir 24 juta orang di Afghanistan, sekitar 60% persen dari populasi, menderita kelaparan akut, termasuk 8,7 juta yang tinggal di dekat kelaparan.  Negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Ahad (19/12) membentuk dana perwalian kemanusiaan untuk Afghanistan.
Foto: AP/Petros Giannakouris
Seorang ibu menggendong bayinya saat menjalani perawatan di bangsal gizi buruk Rumah Sakit Anak Nasional Ataturk di Kabul, Afghanistan, Kamis, 2 Desember 2021. Menurut angka PBB dari awal November, hampir 24 juta orang di Afghanistan, sekitar 60% persen dari populasi, menderita kelaparan akut, termasuk 8,7 juta yang tinggal di dekat kelaparan. Negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Ahad (19/12) membentuk dana perwalian kemanusiaan untuk Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Ahad (19/12) membentuk dana perwalian kemanusiaan untuk Afghanistan. Dana ini bertujuan membantu jutaan orang warga Afghanistan yang menghadapi kelaparan di tengah musim dingin.

Dana perwalian ini diumumkan Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi. Dana tersebut akan didirikan di bawah naungan Bank Pembangunan Islam. Namun tidak diketahui berapa banyak dana yang akan dikumpulkan untuk membantu krisis kemanusiaan Afghanistan. Qureshi mengatakan, membuka saluran keuangan dan perbankan sangat penting bagi Afghanistan yang mengalami krisis ekonomi cukup parah.

Baca Juga

"Karena ekonomi tidak dapat berfungsi dan orang tidak dapat terbantu tanpa sistem perbankan," ujar Qureshi.

Di luar bantuan langsung, Afghanistan membutuhkan bantuan untuk memastikan stabilitas ekonomi jangka panjang. Afghanistan menghadapi krisis ekonomi dan bencana kemanusiaan sejak Taliban kembali berkuasa. Amerika Serikat telah membekukan sebagian besar aset Afghanistan senilai miliaran dolar. Selain itu, pendanaan internasional ke Afghanistan juga telah dihentikan.

Pakistan telah berada di garis depan dalam mendesak keterlibatan dunia untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan. Qureshi telah memperingatkan kehancuran total di Afghanistan akan merugikan upaya untuk memerangi terorisme dan memicu eksodus besar-besaran.

"Pengungsi akan menjadi migran ekonomi, yang berarti mereka tidak ingin tinggal di negara tetangga Pakistan dan Iran, tetapi akan mencoba mencapai Eropa dan Amerika Utara," ujar Qureshi.

Qureshi juga memperingatkan jika warga Afghanistan dibiarkan tanpa bantuan, maka kelompok-kelompok militan seperti Alqaidah dan afiliasi ISIS regional akan berkumpul kembali. Mereka akan berkembang di tengah kekacauan.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement