Selasa 21 Dec 2021 15:45 WIB

Rumah Korban KDRT Baitul Hemaya Terima Wanita Nonmuslim

Sa’idah Sudan mendirikan Baitul Hemaya, rumah untuk korban KDRT

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Saidah Sudan mendirikan Baitul Hemaya, rumah untuk korban kekerasan dalam rumah tangga
Foto: About Islam
Saidah Sudan mendirikan Baitul Hemaya, rumah untuk korban kekerasan dalam rumah tangga

IHRAM.CO.ID, SACRAMENTO — Sa’idah Sudan mendirikan Baitul Hemaya, rumah untuk korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Charlotte pada 2019. Baitul Hemaya bukan saja diperuntukkan bagi muslim tetapi juga bagi nonmuslim.

“Tempat penampungan adalah organisasi yang dipimpin Muslim, tetapi semua orang dan siapa pun diizinkan datang ke sini," kata Sudan dilansir dari About Islam, Selasa (21/12).

Baca Juga

Baitul Hemaya memiliki tiga kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang tamu, dan ruang konferensi. Anggota keluarga bergantian memasak dan membersihkan rumah penampungan.

Selain makanan dan perumahan, staf penampungan Baitul Hemaya memberikan pelatihan, konseling, dan layanan perlindungan dan psikiatris bagi perempuan.

“Jika Anda telah dilecehkan atau telah menjadi korban, kami di sini untuk membantu Anda,” ujar Sudan.

Tujuan di balik tempat penampungan adalah untuk memudahkan Muslim dan wanita imigran yang tidak tahu ke mana harus pergi. Tempat penampungan ini didirikan dengan dukungan penggalangan dana dari Penny Appeal USA.

Tempat penampungan juga dilengkapi dengan sajadah dan Alquran bagi wanita. Meskipun pusat ini berfokus pada wanita Muslim, pintunya terbuka untuk wanita dari agama lain yang mencari perlindungan karena KDRT.

"Tempat penampungan ini menyatukan orang-orang dari semua agama," kata Sudan.

“Semua orang berkumpul dan kami adalah satu keluarga di bawah tempat penampungan. Aku tidak peduli apa agamamu. Itu tidak masalah bagiku. Kami hanya ingin berada di sini untuk membantu Anda berpindah dari satu tempat ke tempat lain,” sambungnya.

Sudan berharap dapat membuka lebih banyak tempat penampungan bagi perempuan Muslim di daerah-daerah yang membutuhkan kapasitas. Karena rumah-rumah penampungan ini sangat langka dan kalaupun ada sudah sengat penuh.  

“Jika itu bukan pelecehan anak, itu pelecehan yang lebih tua, atau pelecehan suami-istri, atau itu adalah pelecehan pasangan intim. Pelecehan tidak pernah berakhir,” terangnya.

Ada juga banyak kelompok Muslim lainnya yang menawarkan dukungan bagi perempuan yang melarikan diri dari pelecehan. Salah satunya rumah Nisa Homes yang berbasis di Mississauga.

Nisa Homes juga menawarkan rumah transisi bagi perempuan dan anak-anak Muslim, imigran dan pengungsi yang mencari perlindungan setelah melarikan diri dari kekerasan dalam rumah tangga.

Nisa Homes dimulai oleh National Zakat Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang mengumpulkan sumbangan dari umat Islam dan memberikan kepada Muslim lain yang membutuhkan.

Kelompok ini mengoperasikan empat tempat penampungan di seluruh Kanada; di Mississauga, Ont., Surrey, B.C., Windsor,Ont., dan Calgary. Rumah-rumah berlindung di mana saja antara delapan hingga 12 wanita sekaligus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement