Kamis 23 Dec 2021 00:40 WIB

3.700 Orang Tewas dalam Perang Suriah pada 2021 

Perang di Suriah telah menewaskan hampir setengah juta orang dan mendorong eksodus.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus Yulianto
Bocah korban konflik Suriah.
Foto: Istimewa
Bocah korban konflik Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Konflik di Suriah menewaskan 3.746 orang pada 2021. Namun, jumlah ini, jadi yang terendah sejak perang dimulai. Selama lebih dari satu dekade, tidak kurang dari 5.000 orang meninggal dalam konflik setiap tahunnya kecuali tahun ini. 

Dilansir dari Al Arabiya, Rabu (22/12), menurut angka yang dikumpulkan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, 1.505 dari korban tahun ini di antaranya adalah warga sipil dan 360 di antaranya adalah anak-anak. Angka itu, sejauh ini, merupakan penghitungan terendah sejak dimulainya perang di Suriah dan menegaskan tren penurunan yang menyebabkan 6.800 orang tewas tahun lalu dan lebih dari 10 ribu pada 2019.

Observatorium, sebuah LSM yang berbasis di Inggris tetapi dengan jaringan sumber di seluruh wilayah Suriah, mengatakan, 297 orang tewas pada tahun 2021 oleh ranjau darat dan berbagai sisa bahan peledak. Pengawas Ranjau Darat mengatakan, bahwa Suriah telah mengambil alih Afghanistan sebagai negara dengan jumlah tertinggi yang tercatat sebagai konsekuensi dari ranjau darat dan sisa-sisa bahan peledak perang.

Sementara, pertempuran yang meletus pada 2011 setelah penindasan brutal terhadap pengunjuk rasa anti-pemerintah, telah mereda selama dua tahun terakhir. Pasukan pemerintah yang didukung Rusia masih secara sporadis menyerang sasaran di daerah kantong pemberontak Barat Laut Idlib, tapi sebagian besar kesepakatan gencatan senjata telah tercapai.

Pejuang dari kelompok teroris ISIS yang bergerak di bawah tanah setelah dihancurkan pada tahun 2019 juga telah melakukan serangan tabrak lari yang mematikan di Suriah Timur. Perang di Suriah telah menewaskan hampir setengah juta orang dan mendorong eksodus akibat konflik dan menjadi yang terbesar sejak Perang Dunia II. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement