Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Masyarakat Aceh Peringati 17 Tahun Tsunami

Info Terkini | Sunday, 26 Dec 2021, 17:57 WIB
Gubernur Aceh Nova Iriansyah didamping istri dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan ziarah ke kuburan massal korban tsunami, Minggu, 26 Desember 2021. Foto Biro Humas.

Banda Aceh - Peringatan musibah tsunami yang digelar setiap tahun oleh Pemerintah Aceh. Hal ini dapat sekaligus menjadi edukasi bagi masyarakat agar selalu siaga dan tangguh bencana. Apalagi Indonesia khususnya Aceh adalah daerah yang berada dalam kawasan cincin api dunia.

Demikian dikatakan oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah, saat menyampaikan sambutan pada acara puncak peringatan 17 tahun tsunami Aceh, yang di pusatkan di Lapangan Parkir Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh, Minggu (26/12/2021).

Gubernur Nova juga mengajak seluruh masyarakat senantiasa bersyukur, karena pandemi covid-19 trennya sudah melandai, sehingga peringatan tsunami bisa digelar seperti hari ini.

“Alhamdulillah, kita tentu harus bersyukur karena pandemi covid-19 saat ini tren nya melandai, sehingga kita dapat menggelar peringatan tsunami seperti hari ini. Namun, kewaspadaan tetap harus kita kedepankan dengan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari,” kata Nova.

Ia juga menjelaskan, edukasi tetap menjadi poin utama dalam setiap peringatan tsunami. Secara keilmuan kita harus sadar terhadap fenomena alam dan mengajarkannya kepada anak cucu.

“Karena mencegah bencana alam tentu tidak bisa, tapi mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh bencana alam tentu bisa. Nah hal inilah yang menjadi inti dalam setiap peringatan tsunami. Selain itu, kita juga ingin menjadikan tsunami ini sebagai pariwisata scientifik, pariwisata sejarah dan pariwisata fisik alam sebagai pelajaran penanggulangan fenomena alam kepada anak cucu,” kata Nova.

Tidak terasa, tujuh belas tahun sudah kita memperingati musibah Gempa dahsyat dan Tsunami, yang terjadi 26 Desember 2004 lalu. Setiap tahun, sebagaimana pada hari ini, kita kembali bertafakur, menundukkan kepala, melakukan refleksi, berdzikir, mengirimkan doa-doa terbaik kepada para syuhada yang telah mendahului kita.

Gubernur mengharapkan semua pihak untuk menjadikan momentum peringatan tsunami sebagai sarana untuk meyakinkan masyarakat, dan mengedukasi generasi muda, agar semakin memahami makna “Siaga Bencana, Tangguh Bersama.”

“Tsunami 17 tahun lalu tentu tidak kita sangka-sangka. Musibah ini telah membuka mata banyak pihak untuk terus mencari cara agar kita makin giat mengedukasi generasi penerus untuk bersiaga atas bencana yang mungkin timbul. Ikhtiar ini tak mungkin dilakukan hanya oleh Pemerintah saja. Kita harus siap berkolaborasi dan bersama-sama melakukan yang mungkin kita perbuat, sesuai keahlian dan kemampuan masing-masing,” imbau Nova.

Selain itu, sebagai orang yang beragama, maka bila ada tantangan yang mungkin menghadang, kita semua tentu akan mencari solusi agar tangguh menghadapinya dengan memohon pertolongan Allah.

“Insya Allah, kegiatan dzikir dan do’a bersama, ziarah, tausiyah, santunan anak yatim, serta kegiatan pendukung lainnya pada peringatan kali ini, semakin menguatkan kita untuk senantiasa bersyukur dan terus bergerak maju ke masa depan Aceh yang lebih baik. Aceh hebat yang semakin damai dan sejahtera,” kata Nova.

Kita tentu harus berterima kasih dan mengingat bagaimana saudara-saudara kita, pemerintah dan masyarakat berbagai suku bangsa di nusantara serta komunitas internasional, segera turun tangan meringankan beban derita kita 17 tahun silam. Terlalu banyak bila kita sebut di sini nama individu, perusahaan, organisasi masyarakat dan persona sejagat dari berbagai benua, yang telah membantu kita.

“Kita semua tentu yakin, bahwa mereka paham, bagaimana kita sangat berterima kasih dan senantiasa mengingat segala kebaikan mereka. Dan kita pun dengan tulus mendoakan agar mereka senantiasa di lindungi Allah dan menerima imbalan setimpal, sesuai amal dan perbuatannya,” sambung Gubernur.

Untuk diketahui bersama, pasca tsunami setidaknya ada 53 negara yang telah berkontribusi pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh selepas bencana.

Sebagai bentuk terima kasih kepada lembaga dan negara donor, Pemerintah dan masyarakat Aceh memberikan apresiasi kepada negara-negara tersebut yang secara simbolik diabadikan dalam bentuk monumen “thanks to the world” dan prasasti “thank you and peace” yang mencantumkan nama dan bendera negara, serta ekspresi rasa syukur dalam bahasa masing-masing negara bersangkutan.

Nova juga mengingatkan, sama seperti tahun lalu, peringatan tsunami tahun ini masih dilaksanakan dengan protokol kesehatan secara ketat berbasis Cleanliness, Health, Safety, Environment (CHSE) melalui prinsip 6 M yaitu menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas dan menghindari makan bersama.

“Sesuai arahan Pak Presiden, dengan ditemukannya varian baru Omicron di Jakarta pada 16 Desember lalu, kita harus lebih meningkatkan lagi kewaspadaan. Karena, bukan tidak mungkin varian yang disebut-sebut jauh lebih mudah menyebar itu, akan menemukan jalan untuk masuk ke Aceh. Nauzubillahi minzalik,” kata Nova.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga mengingatkan, bahwa hal terpenting dari seluruh rangkaian acara peringatan 17 tahun tsunami adalah perlunya semua pihak untuk memetik hikmah atas musibah yang telah lalu. Dan, dengan penuh kesadaran senantiasa bersiap siaga atas segala risiko bencana yang mungkin terjadi.

“Selayaknya tetap kita simpan dalam kesadaran dan ingatan, bahwa negeri kita berada di Jalur Cincin Api dunia. Nanggroe Aceh yang bertuah ini, berada di depan sebuah megathrust atau patahan raksasa aktif, yang setiap saat dapat saja bergerak dan menimbulkan bencana,” ujar Nova mengingatkan.

Karena itu, sambung Nova, dibutuhkan kolaborasi, bersama-sama bekerja, saling topang dalam semua ikhtiar terbaik bagi kemajuan masyarakat dan negeri.

“Dengan keterlibatan semua pihak, kita akan dapat membantu masyarakat untuk bangkit dan berdaya. Kita akan selalu siaga menghadapi risiko bencana, menjadi tangguh bersama-sama,” pungkas Nova.

Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan sejumlah anggota DPR RI serta unsur Forkopimda Aceh itu, Gubernur didampingi Istri Dyah Erti Idawati juga menyerahkan santunan kepada 60 orang anak yatim, yang secara simbolis diserahkan kepada 17 anak yatim, sebagai simbol pengingat 17 tahun tsunami.

Peringatan 17 tahun tsunami Aceh juga diisi dengan Tausiyah singkat dari penceramah sekaligus ahli geologi Ustadz Faizal Andriansyah. Dalam Tausiyahnya, Ustadz Faizal menyampaikan sejumlah kejadian dan fenomena alam yang mungkin terjadi, khususnya di nusantara yang berada pada jalur cincin api dunia.

“Upaya mengedukasi masyarakat dan generasi penerus adalah sebuah keharusan, karena hanya dengan pemahamanlah masyarakat dapat meminimalisir risiko bencana,” ujar Ustadz Faizal.

Ustadz Faizal juga sempat mengutip Surat Al Fiil. Ustadz Faizal mengungkapkan, surat ini menggambarkan bagaimana Allah memberi pelajaran dan gambaran kepada Rasulullah, tentang kondisi kota Mekah pada masa kelahiran Rasulullah.**

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image