Selasa 28 Dec 2021 14:04 WIB

Minyak Goreng Masih Mahal, Bulog Bakal Ikut Operasi Pasar Tahun Depan

Bulog bakal melakukan pengadaan minyak goreng dengan volume 2,4 juta ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pengunjung memilih minyak goreng yang dijual di supermarket (ilustrasi). Perum Bulog menyampaikan bakal ikut melakukan operasi pasar untuk stabilisasi harga minyak goreng pada tahun 2022.
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Seorang pengunjung memilih minyak goreng yang dijual di supermarket (ilustrasi). Perum Bulog menyampaikan bakal ikut melakukan operasi pasar untuk stabilisasi harga minyak goreng pada tahun 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyampaikan bakal ikut melakukan operasi pasar untuk stabilisasi harga minyak goreng pada tahun depan. Saat ini Bulog masih mencari produsen minyak goreng yang dapat bekerja sama untuk penyediaan pasokan.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengatakan, Bulog pada dasarnya tidak memiliki kewajiban untuk melakukan stabiliasi minyak goreng. Namun lantaran situasi harga yang tetap mahal, Bulog mesti ikut membantu pemerintah dalam upaya stabilisasi harga.

Baca Juga

"Kita sedang bicarakan dengan beberapa produsen minyak goreng sehingga paling tidak Bulog punya peran untuk stabililasi harga," kata Bulog dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/12).

Ia menyampaikan, saat ini mencari pasokan minyak sawit untuk bahan baku minyak goreng dengan harga yang terjangkau sangat terbatas. Ia pun menyebut stok minyak sawit saat ini mayoritas diekspor sehingga sulit untuk mendapatkan pasokan.

"Sebetulnya kalau kita lihat banyak CPO (minyak sawit) diekspor dibandingkan kepentingan dalam negeri. Ya wajar saja untuk orang-orang berbisnis," ujarnya.

Kendati demikian, ia memastikan Bulog akan berupaya agar bisa mendapatkan pasokan minyak sawit sehingga Bulog dapat ikut melakukan stabilisasi harga.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Mokhamad Suyamto, mengatakan, Bulog bakal diberi penugasan oleh pemerintah untuk melakukan pengadaan minyak goreng dengan volume 2,4 juta ton.

Bulog akan membeli minyak goreng dari produsen sesuai harga pasar selanjutnya akan dijual ke masyarakat dengan harga terjangkau yang ditetapkan pemerintah."Berapa harga maksimal yang akan dijual ke pengecer nanti ditentukan oleh Kementerian Perdagangan," katanya.

Lantaran harga jual minyak goreng dijual lebih murah dari harga beli, akan terdapat selisih harga. Selisih tersebut, kata Suyamto, rencananya bakal disubsidi dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Penggunaan dana BPDP KS baru pembahasan kita tunggu keputusan pemerintah karena masih pembicaraan teknis. Berapa total dananya nanti akan tergantung harga pasar dan biaya distribusi oleh Bulog," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement