Rabu 29 Dec 2021 17:12 WIB

Ditinggal Rachmat Kaimuddin, Saham Bukalapak Ditutup Naik 5,12 Persen

Dalam tiga bulan terakhir, saham Bukalapak telah terpangkas nyaris 50 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Logo Bukalapak
Foto: Wikimedia Commons
Logo Bukalapak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Harga saham PT Bukalapak.com Tbk berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (29/12). Kenaikan saham emiten bersandi BUKA ini terjadi di tengah kabar pengunduran diri Direktur Utama perseroan, Muhammad Rachmat Kaimuddin. 

Pada perdagangan hari ini, saham BUKA mayoritas bergerak di zona negatif. Meski dibuka naik ke posisi Rp 432, saham BUKA sempat ringsek di level Rp 408. Namun pada penutupan perdagangan sesi kedua, saham BUKA kembali menguat signifikan hingga 5,12 persen ke level Rp 452. 

Baca Juga

Saham BUKA mampu membalik keadaan setelah ditutup turun sebesar 3,59 persen pada perdagangan kemarin. Penguatan saham BUKA hari ini ditopang oleh aksi beli investor asing yang memborong dengan nilai mencapai Rp 8,47 miliar. Dalam sepekan, saham BUKA telah dibeli asing sebesar Rp 14,21 miliar. 

Meski begitu, sejak resmi tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BUKA telah turun jauh dari harga IPO yang sebesar Rp 850. Dalam tiga bulan terakhir, saham BUKA telah terpangkas nyaris 50 persen. 

Direktur Utama Bukalapak Muhammad Rachmat Kaimuddin mengatakan fluktuasi harga saham terus menjadi perhatian manajemen. Namun, pergerakannya tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.

Menurutnya, manajemen perseroan hanya bisa mengupayakan peningkatan dari sisi kinerja. "Kinerja Bukalapak dari waktu ke waktu terus membaik. Ini yang bisa kami kendalikan di perusahaan," kata Rachmat saat konferensi pers Public Expose Insidental, Selasa (19/10).

Sementara itu, Direktur Perseroan Teddy Nuryanto Oetomo mengatakan pergerakan saham dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurutnya, pergerakan saham itu di luar kontrol perusahaan karena bagian dari mekanisme pasar.

"Selain memperbaiki kinerja, kami juga mengupayakan untuk membangun komunikasi yang baik kepada publik dan investor," kata Teddy. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement