Jumat 31 Dec 2021 05:27 WIB

Habib Nabiel: Jangan Isi Malam Pergantian Tahun dengan Maksiat

Anak muda harus bisa mengisi malam pergantian tahun dengan hal-hal yang bermanfaat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Mas Alamil Huda
Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Habib Nabiel Al Musawa memberikan Tausiyah pada acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12). Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengelar acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 yang dilaksanakan secara Hybrid dan diharapakan bisa membangkitkan spiritualitas umat Islam.
Foto: Prayogi/Republika.
Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Habib Nabiel Al Musawa memberikan Tausiyah pada acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12). Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengelar acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 yang dilaksanakan secara Hybrid dan diharapakan bisa membangkitkan spiritualitas umat Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Majelis Rasulullah sekaligus Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Habib Nabiel Al Musawa, mengimbau kepada generasi muda untuk tidak mengisi malam pergantian baru dengan perbuatan maksiat. Menurut dia, anak muda harus bisa mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat agar Allah segera mengangkat azab-Nya dari negeri ini. 

"Besok pada malam pergantian waktu jangan kita isi dengan maksiat kepada Allah. Kita isi dengan hal bermanfaat, zikir kepada Allah, berdoa kepada Allah, kembali kepada Allah, dan muhasabah selama setahun yang kita lakukan," ujar Habib Nabiel saat bertausiyah dalam acara Muhasabah Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (30/12) malam. 

Baca Juga

Dia menuturkan, pergantian waktu di dalam Islam bukan untuk bermaksiat, bukan untuk minum-minuman keras, bukan untuk berzina, dan bukan untuk melakukan perbuatan mungkar. "Bukan untuk melakukan mungkarat, yang sering kita lihat pada akhir-akhir pergantian tahun atau awal pergantian tahun," ucap dia. 

Menurut dia, Komisi Dakwah MUI Pusat pada akhir tahun ini menggelar acara muhasabah dan istighosah kubro agar Islam bisa mengisi malam pergantian tahun baru dengan hal yang positif dan tidak melakukan maksiat. "Kalau ditanya mengapa MUI mengadakan muhasabah? Karena kalau kita biarkan yang seperti itu, dan kemudian Allah turunkan azab, maka kita semua terkena azab-Nya," kata Habib Nabiel. 

Karena masih banyak yang maksiat, menurut dia, di tengah pandemi Covid-19 ulama pun akhirnya ikut terkena azab dari Allah. "Kita sudah merasakan, ketika Covid-19 itu datang, yang ulama pun ikut meninggal, yang ulama pun kena. Ketika terjadi banjir, ada ulama di situ, ulama pun kena," jelas dia. 

Karena itu, tambah dia, MUI tidak bisa membiarkan orang-orang melakukan maksiat saat malam pergantian tahun. Dia pun berharap, dengan kegiatan muhasabah dan istighosah yang digelar MUI, Allah segera mengangkat azab-Nya dari negeri ini. 

"Maka kita tidak bisa biarkan orang-orang melewati pergantian waktu dengan bermaksiat kepada Allah. Dengan apa yang kita lakukan pada malam hari ini mudah-mudahan Allah berkenan mengangkat azab dari negeri kita," ucap Habib Nabiel yang kemudian dilanjutkan dengan membaca doa sebagai penutup kegiatan Muhasabah Akhir Tahun MUI. 

Sebelumnya, acara muhasabah yang digelar secara hibrid ini juga diisi dengan tausiyah dan sambutan dari para tokoh dan ulama. Di antaranya, Ketua MUI bidang Dakwah dan Ikhuwah KH Cholil Nafis, dan Waketum MUI Marsudi Syuhud, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, dan Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi.

Sementara, tokoh yang memberikan tausiyahnya secara virtual adalah Wamenag RI Zainut Tauhid, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar, Ustaz Adi Hidayat (UAH), dan juga Ketua Pimpinan Muhammadiyah Prof Syafieq Mughni. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement